Konflik Suriah

Israel Perluas Pencaplokan Suriah Setelah Assad Tumbang, Lancarkan Serangan Udara Besar-Besaran

Tank Israel dilaporkan telah berada di lokasi yang berjarak 25 kilometer dari Damaskus dan jet-jet tempur mereka terus melancarkan ratusan serangan

Editor: Faisal Zamzami
Instagram @b.netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri), mengunjungi koridor Netzarim di Jalur Gaza bersama Menteri Pertahanan Israel Katz (kanan) pada Selasa (19/11/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Israel tampak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan tumbangnya Presiden Suriah Bashar Al Assad.

Tank Israel dilaporkan telah berada di lokasi yang berjarak 25 kilometer dari Damaskus dan jet-jet tempur mereka terus melancarkan ratusan serangan dalam tiga hari terakhir.

Media Israel, The Jerusalem Post dan Times of Israel melaporkan, tank Israel mendekati Damaskus pada Selasa (10/12/2024) dini hari.

Dalam hal ini, tank Israel berarti telah bergerak 50 kilometer dari perbatasan sah Israel-Suriah.

Kehadiran tank-tank itu terjadi setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkap perintah agar pasukan Israel menduduki zona penyangga di perbatasan Israel-Suriah.

 Zona penyangga versi Israel adalah wilayah di antara Dataran Tinggi Golan hingga, antara lain, Khan Arnabeh dan Gunung Hermon.

 Sementara menurut komunitas internasional, Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah. Lebih dari 60 tahun terakhir, Israel secara ilegal mencaplok Dataran Tinggi Golan.

Pada 1974, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan area 235 kilometer persegi di perbatasan Suriah-Israel.

Zona penyangga itu harus dibebaskan dari militer Israel-Suriah. PBB menempatkan pasukan penjaga, UNDOF, di zona itu.

Sementara, Israel pada pekan ini menunjukkan ketidakpuasan hanya mencuri Dataran Tinggi Golan.

Kehadiran tank-tank Israel hingga hampir 25 kilometer dari pinggiran Damaskus menunjukkan Israel mau mencaplok lebih banyak wilayah Suriah.

 Militer Israel, Tzahal, membenarkan pengerahan itu.

Sebagaimana dilansir Kompas.id, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berkilah, kesepakatan 1974 dibuat dengan Pemerintah Suriah.

Dengan kejatuhan Bashar Al Assad, Israel pun menganggap kesepakatan itu batal dan Israel boleh menduduki zona penyangga.

 Pasukan Suriah apalagi meninggalkan zona itu selepas Assad jatuh.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved