Konflik Suriah

Israel Perluas Pencaplokan Suriah Setelah Assad Tumbang, Lancarkan Serangan Udara Besar-Besaran

Tank Israel dilaporkan telah berada di lokasi yang berjarak 25 kilometer dari Damaskus dan jet-jet tempur mereka terus melancarkan ratusan serangan

Editor: Faisal Zamzami
Instagram @b.netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri), mengunjungi koridor Netzarim di Jalur Gaza bersama Menteri Pertahanan Israel Katz (kanan) pada Selasa (19/11/2024). 

Israel Lancarkan Serangan Udara Besar-Besaran di Suriah

Serangan udara yang dilancarkan jet-jet tempur Israel, mengguncang berbagai wilayah di Suriah dalam beberapa hari terakhir setelah tumbangnya pemerintahan Presiden Bashar Al Assad.

Media lokal Suriah melaporkan Israel melancarkan lusinan serangan ke seluruh wilayah Suriah termasuk Ibu Kota Damaskus.

 
Sementara Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, lebih dari 100 serangan Israel menargetkan lokasi-lokasi militer.

Media setempat melaporkan salah satu yang menjadi target serangan Israel adalah sebuah pusat penelitian yang diduga terkait dengan pengembangan senjata kimia.

Serangan ini terjadi menyusul jatuhnya rezim Assad pada Minggu (8/12/2024) setelah kelompok pemberontak berhasil memasuki Damaskus.


Israel berdalih serangan-serangannya bertujuan mencegah senjata strategis "jatuh ke tangan ekstremis."

Israel telah menduduki Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah, sejak 1967 dan mencaploknya secara ilegal pada 1981.

Pada Minggu, Israel masuk dan menguasai buffer zone atau zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang didudukinya, dari wilayah-wilayah Suriah lainnya.

Israel juga memerintahkan warga Suriah yang tinggal di lima desa di dekat zona tersebut agar "tetap di rumah."

Kritik Negara-Negara Arab

Langkah agresif Israel memicu kritik keras dari sejumlah negara Arab. Qatar, Irak, dan Arab Saudi mengecam tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.

"Langkah ini merupakan perkembangan berbahaya dan serangan terang-terangan terhadap kesatuan dan kedaulatan Suriah," ujar Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataannya pada Senin (9/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Arab Saudi menambahkan, tindakan Israel mencerminkan ketidakpatuhan terhadap aturan hukum internasional dan berpotensi memperburuk stabilitas di kawasan. 

Sementara Irak mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah untuk menghentikan agresi Israel tersebut.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved