Kesehatan

Umur Berapa Sebaiknya Anak Laki-laki Sunat? dr Boyke Anjurkan Usia Segini Jauh Lebih Sehat

Sunat tidak hanya dianggap sebagai praktik budaya atau agama tetapi juga sebagai langkah preventif dalam menjaga kesehatan pria.  

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Boykepedia
dr boyke 

SERAMBINEWS.COM - Selain menjadi anjuran dalam beberapa tradisi dan agama, sunat juga berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.

Manfaat medis dari sunat mencakup pencegahan masalah pada penis seperti fimosis, pengurangan risiko infeksi saluran kemih, serta penurunan risiko kanker penis, kanker prostat, dan penyakit menular seksual.

Oleh karena itu, sunat tidak hanya dianggap sebagai praktik budaya atau agama tetapi juga sebagai langkah preventif dalam menjaga kesehatan pria.  

Tradisinya, anak laki-laki dikhitan pada usia tertentu menjelang remaja. Namun, para ahli, termasuk seksolog dr Boyke Dian Nugraha, menyarankan agar sunat dilakukan saat bayi.

Menurut dr Boyke, sunat pada usia bayi memiliki keuntungan besar karena proses penyembuhannya lebih cepat dan trauma psikologis hampir tidak terjadi.

Pada bayi, jaringan tubuh lebih cepat pulih, sehingga risiko infeksi dan komplikasi juga lebih rendah.  

Baca juga: Kasus Obesitas Indonesia Naik 40 Juta Tahun 2030, dr Boyke Ungkap 3 Resolusi Sehat Sambut Tahun Baru

Hal ini turut diungkapkan oleh seksolog dr Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS.

dr Boyke mengatakan, sunat atau khitan dalam perspektif medis merupakan suatu operasi kecil atau operasi minor untuk memperbaiki organ laki-laki atau untuk menjaga kebersihan laki-laki.

"Khitan itu dilakukan secara medis dengan mengambil kulup daripada kepala penis," kata dr Boyke

Alasan Anak Laki-laki Perlu Disunat

Lebih lanjut, dr Boyke kemudian mengungkap dua alasan mengapa anak laki-laki harus disunat dalam perspektif medis.

Pertama, sunat merupakan sebuah anjuran dalam agama Islam yang harus dilakukan oleh umat Muslim pria.

"Pertama tentunya karena alasan agama dan budaya, contohnya sunat menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Muslim pria," kata dr Boyke.

Baca juga: JANGAN Seks Bebas saat Malam Tahun Baru, dr Boyke Wanti-wanti Indonesia Paling Banyak Kasus HIV AIDS

Kedua, dalam perspektif medis, sunat dilakukan untuk mencegah berbagai macam penyakit yang dapat menyerang alat kelamin. 

Sunat Lebih Dianjurkan saat Bayi

Memang tak dipungkiri saat ini masih banyak orang tua yang masih ragu untuk menyunatkan anaknya ketika masih bayi.

Tapi sebenarnya tidak ada patokan kapan usia anak sebaiknya disunat, yang penting sebelum akil baligh. 

Namun di samping itu semua, sunat lebih dianjurkan saat bayi.

Menurut dr Boyke, dari sisi medis sunat lebih baik dilakukan lebih awal, artinya sunat dianjurkan saat anak masih bayi.

Hal ini dilakukan karena proses penyembuhan luka lebih cepat sembuh karena regenerasi kulit bayi lebih cepat, luka setelah disunat akan lebih cepat sembuh.

Tak hanya itu, Bayi juga tidak bisa memegang luka sehingga jahitan pun aman.

Baca juga: Habis Kuret Apa Bisa Hamil Lagi? Begini Jawaban dr Boyke Hingga Hal-hal yang Dilarang untuk Wanita

"Dari sisi medis sunat lebih baik kalau dilakukan lebih awal karena proses penyembuhan luka akan lebih cepat dan leib cepat pulih, tidak menimbulkan trauma dan anak bayi belum terlalu aktif bergerak sehingga orang tua akan lebih mudah atau nyaman dalam menjalani proses perawatan atau penyembuhan," sambung dr Boyke.

Manfaat Sunat untuk Kesehatan

Dalam kesempatan yang sama, dokter kelahiran Bandung 4 Desember 1956 ini juga mengungkap beberapa manfaat sunat untuk kesehatan, berikut diantaranya: 

1. Mencegah masalah-masalah 

Manfaat pertama, sunat dapat mencegah masalah-masalah pada organ laki-laki.

Pada beberapa kasus diantaranya, kulup pada penis yang tidak disunat dapat menempel kuat pada penis dan menyebabkan fimosis.

Hal ini kemudian dapat menyebabkan peradangan pada kulup atau kepala penis.

2. Mengurangi risiko infeksi

Kedua, sunat dapat mengurangi risiko infeksi pada penis.

Diungkap dr Boyke bahwa menurut penelitian, bayi-bayi yang tidak disunat berisiko lebih tinggi menderita infeksi saluran kemih dibanding bayi-bayi yang disunat.

Salah satu alasannya pastinya adalah karena penis yang disunat lebih mudah dijaga kebersihannya.

3. Mengurangi risiko kanker

Ketiga, mengurangi risiko kanker penis. 

Kanker penis merupakan sejenis kanker yang jarang terjadi tetapi dengan dikhitan atau disunat maka kemungkinan kanker penis jauh lebih menurun risikonya.

Khitan atau sunat merupakan salah satu upaya yang bisa anda lakukan untuk menjauhkan si kecil dari resiko kanker penis.

Selain dipercaya efektif mencegah anak dari bahaya kanker penis, sunat juga dapat menurunkan resiko kanker prostat ketika ia dewasa.

4. Menurunkan resiko penyakit seksual menular

Manfaat sunat selanjutnya adalah dapat menurunkan resiko penyakit menular seksual (PMS).

Selain untuk menyehatkan organ reproduksinya, sunat juga memberikan manfaat jangka panjang bagi si buah hati.

Dan bunda harus ingat, setelah ia dewasa sunat juga dikatakan dapat mengurangi resiko terkena penyakit seksual menular. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved