Kesehatan
Mana Lebih Bahaya Penyedap Rasa Dengan Micin? Simak Plus Minus Keduanya Menurut Ahli Gizi
Menurut Tan, kedua bumbu tersebut merupakan produk ultra proses, sehingga sama-sama “berisiko” atau memberikan dampak negatif pada tubuh.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM - Penyedap rasa dan micin merupakan bumbu dapur instan yang biasa ditambahkan pada masakan.
Penggunaan kedua bumbu ini cukup populer lantaran praktis dan harganya yang murah dibandingkan bumbu dapur mentah yang dijual di pasar.
Selain itu, bagi sebagian orang, penyedap rasa dan micin juga disebut bisa menambah dan memperkaya cita rasa pada makanan.
Dilansir dari laman Yankes Kemenkes, micin atau monosodium glutamate (MSG) berfungsi sebagai penguat rasa yang memberikan rasa umami gurih.
Rasa ini berbeda dari rasa dasar lainnya, yakni asam, asin, pahit, dan manis. Umami akan meningkatkan rasa kompleks pada sajian yang dimasak.
Sementara penyedap rasa ditujukan untuk memberikan citarasa.
Sebagai contoh kaldu jamur sebagai penyedap rasa, namun ketika ditambahkan MSG maka dapat memperkuat rasa umami dari kaldu jamur tersebut.
Penyedap rasa biasa dibuat dari kaldu, seperti dari sapi atau ayam.
Baca juga: Makan Buah Segar vs Minum Jus, Mana yang Lebih Sehat? dr Zaidul Akbar Anjurkan Sebaiknya Begini
Sedangkan kandungan zat dalam MSG ada 3 yaitu asam glutamat 78 persen, natrium 12 % , air 10 % .
Sehingga zat utama MSG adalah asam glutamat yang merupakan asam amino.
Asam amino ini tidak berbeda dengan asam amino yang terkandung dalam makanan alami sehari-hari seperti tomat, keju, daging dan lainnya.
Meski sama-sama dapat memperkaya cita rasa pada makanan, namun penggunaan kedua bahan ini sering menimbulkan problematik dan kontroversi.
Seperti yang baru-baru ini ramai dibicarakan di media sosial X.
Dalam sebuah unggahan video yang dimuat oleh salah satu akun pada Kamis (9/1/2025), disebutkan bahwa penggunaan penyedap rasa lebih berbahaya dibandingkan micin.
Dalam video tersebut, disarankan untuk menghindari penyedap rasa dan sebaiknya menggunakan micin.
Pasalnya, penyedap rasa tersebut diberi zat sintetis atau buatan untuk menambahkan cita rasa ayam atau sapi.
Sedangkan, micin atau MSG melalui proses yang lebih alami dengan melibatkan tetes tebu, bakteri, dan garam.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa micin lebih bagus dan aman dibandingkan dengan penyedap rasa seperti kaldu.
“Jangan kebalik ya guys, dekati MSG (micin), jauhi penyedap rasa rasa (kaldu sapi ayam dan sebagainya),” bunyi keterangan dalam unggahan sebagaimana diberitakan Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).
Lantas, antara micin dan penyedap rasa, mana yang lebih berbahaya?
Baca juga: Ahli IPB Ungkap Perbandingan Air Isi Ulang, Air Galon dan Air PDAM yang Direbus, Mana Lebih Sehat?
Plus minus micin vs penyedap rasa
Dokter dan ahli gizi Tan Shot Yen menyampaikan, micin dan penyedap rasa sama-sama bumbu yang menyedapkan masakan.
“Iya, micin dan kaldu hanya menyedapkan rasa namun tidak memberikan manfaat,” ucap Tan pada Sabtu (11/1/2025), dilansir dari Kompas.com.
Menurut Tan, kedua bumbu tersebut merupakan produk ultra proses, sehingga sama-sama “berisiko” atau memberikan dampak negatif pada tubuh.
Produk ultra proses sendiri adalah produk yang diproduksi melalui berbagai proses serta diberi zat tambahan seperti gula, garam, dan sebagainya.
"Produk ultra proses apa sih manfaatnya hehehe," kata Tan.
Ia menyarankan bahwa seseorang sebaiknya menggunakan kaldu alami yang bisa dibuat sendiri di rumah.
Misalnya untuk membuat kaldu ayam rumahan, cukup merebus tulang atau daging ayam di air mendidih. Air tersebut yang kemudian jadi kaldu.
Sementara itu, ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo juga menyampaikan hal senada, bahwa micin dan kaldu sama-sama adalah penyedap.
Baca juga: Mana Lebih Sehat? Buah Dimakan Langsung VS Dijus? dr Zaidul Akbar Singgung Kencing Manis
“Micin atau kaldu adalah penyedap atau bahan yang bisa membuat sedap suatu masakan,” ujarnya terpisah, masih dikutip dari sumber yang sama Kompas.com.
Namun begitu, ia memastikan bahwa micin dan kaldu tidak akan berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam batas wajar.
Menurutnya, penambahan sedikit micin atau penyedap rasa ke dalam masakan sudah cukup untuk menyedapkan masakan.
“Kalau penyedap, pasti hanya sedikit. Micin, kaldu, itu enggak apa-apa, enggak ada masalah. Ketika kebanyakan, maka (masakan jadi) tidak enak,” tutur Toto.
Justru, dia menyarankan lebih memperhatikan dalam penggunaan minyak untuk menggoreng suatu masakan, dibandingkan fokus terhadap micin atau penyedap.
Pasalnya, minyak yang digunakan berkali-kali atau dikenal sebagai minyak jelantah dapat memicu masalah kesehatan bernama dislipidemia.
“Konsumsi minyak jelantah sudah dapat dipastikan dapat berbahaya karena memicu dislipidemia, lipid tidak stabil. LDL (kolesterol jahat) jadi tinggi, sedangkan HDL (kolesterol baik) jadi rendah,” ungkap Toto.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
penyedap rasa
Micin
MSG
penambah rasa kaldu
kaldu
Ahli Gizi
bahaya micin
bahaya penyedap rasa
kesehatan
Serambi Indonesia
berita serambi
Serambinews
| Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan Kulit, dr Zaidul Akbar Ungkap Cara Pakainya |
|
|---|
| Kebiasaan Sepele yang Dapat Mencegah Diabetes Tipe 2, Coba Lakukan Mulai dari Sekarang |
|
|---|
| 4 Manfaat Penting Kalsium untuk Tumbuh Kembang Anak, Simak Daftar Makanan Tinggi Kalsium |
|
|---|
| Fakta Minum Rendaman Air Biji Chia Bagus untuk Tubuh, Dapat Kontrol Gula Darah |
|
|---|
| dr. Zaidul Akbar Ungkap Daftar Makanan Alami yang Disukai Organ Tubuh, Ubi Baik untuk Jantung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/penyedap-rasa-vs-micin.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.