Salam
Ada Pelajaran Berharga dari Kasus SMKPPN Kutacane
keputusan itu juga kita nilai langkah yang tepat sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada sekolah tersebut.
Keputusan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh yang mencopot posisi dari kepala sekolah SMKPP Negeri Kutacane harus dipandang sebagai sebuah pelajaran yang perlu mendapat renungan kita bersama.
Selebihnya, keputusan itu juga kita nilai langkah yang tepat sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada sekolah tersebut. Sebab, selama ini nama sekolah SMKPP sempat “tercoreng” akibat perilaku oknum kepala sekolah yang tidak bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang merusak nilai-nilai budaya.
Padahal, sebagai pimpinan tertinggi di sekolah tersebut semestinya ia harus bisa menjaga nama baik lembaga, bukan sebaliknya yakni ikut menghancurkannya. Untunglah pihak Distanbun Aceh cepat merespon tuntutan para siswa sehingga gejolak di sekolah tersebut tidak sempat meluas sampai mengganggu proses kegiatan belajar mengajar.
Sebenarnya kasus yang seperti ini bukanlah hal yang pertama terjadi di lingkungan sekolah, dan bahkan sanksi pun sudah sering dijatuhkan kepada pelakunya. Namun, yang menjadi aneh dan sangat kita sayangkan adalah banyak yang tidak bisa memetik pelajaran dari buntut kasus yang serupa.
Berpijak dari kasus ini, ke depannya kita berharap tidak ada lagi kepala sekolah melakukan hal-hal yang aneh, sehingga sangat merugikan nama baik sekolah. Sebab, sang kepala sekolah bisa pensiun atau dipindahkan ke tempat lain, tetapi nama buruk sekolah sulit bisa hilang dari ingatan masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) Negeri Kutacane, Muhammad, dicopot dari jabatannya. Pencopotan itu buntut dari protes para siswi, karena sang kepala sekolah diduga sering masuk ke asrama putri.
Penonaktifan itu dilakukan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Cut Huzaimah. Sebagai penggantinya, diangkat Junaidi Maruto sebagai Plt Kepala SMKPPN Kutacane, mulai Senin (20/1/2025).
Penyerahan Surat Keputusan (SK) kepada Junaidi Maruto sebagai Plt Kepala SMKPP Negeri Kutacane dilakukan oleh Sekretaris Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia, SP, MP, dalam pertemuan dengan dewan guru dan pegawai lainnya, Rabu (22/1/2025).
Azanuddin berharap sekolah tersebut bisa lebih baik. Ia mengatakan, segala upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah bersama Kacabdin Aceh Tenggara dan dinas terkait lainnya.
Dikatakan, pascakejadian, pihaknya langsung menurunkan tim untuk menyelesaikan persoalan ini.
Dari hasil rapat yang mereka lakukan, diambil keputusan menonaktifkan Kepala SMKPP Negeri Kutacane. “Agar sekolah tetap berjalan dan proses belajar mengajar tak terganggu, maka ditunjuk Junaidi Maruto sebagai Plt kepala sekolah,” terang Azan.
Dikatakan, apa yang sudah terjadi akan menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh. "Beri kami kesempatan untuk memperbaiki ini semua. SMKPP Negeri Kutacane merupakan sekolah kebanggaan kita. Mari kita selamatkan dan kita tingkatkan kembali semangat untuk perbaikan ke depan,” ujar Azan.
"Insya Allah kita akan memanggil para wali siswa untuk berdiskusi dan meyakinkan kepada mereka bahwa kondisi sudah kondusif,” tambah Azan.
Untuk itu, sekali lagi, kita memberikan apresiasi kepada Distanbun Aceh yang telah mengambil langkah cepat guna mengakhiri kekisruhan di sekolah tersebut. Selanjutnya kita berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, sehingga tidak terulang lagi. Semoga!
POJOK
RSUD Nagan Raya mulai layani pasien cuci darah
Sebetulnya yang juga dibutuhkan saat ini adalah RS ‘cuci otak’, tahu?
Buntut protes para siswi, kepala SMKPP Kutacane akhirnya dicopot
Apa yang ditanam, itulah yang akan dipetik, demikian kata pepatah
Prabowo hadiahi lukisan, dibalas minyak urut oleh Megawati
Hehehe, jujur kali ini Megawati tampaknya lebih peka, kan?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.