Sosok MR Guru SD yang Cabuli Muridnya di Palopo Sulsel, Pelaku Terlihat Kemayu dan Belum Nikah

Polisi menangkap MR (47), oknum guru SD negeri di Kota Palopo, Sulawesi Selatan terkait kasus pencabulan.

Editor: Faisal Zamzami
Tribuntimur.com/ humas polres palopo
GURU CABULI MURID - MR (47), oknum guru SD negeri di Kota Palopo, Sulawesi Selatan ditangkap polisi karena diduga mencabuli muridnya, L (11), Rabu (5/2/2025). Pelaku diduga melakukan aksinya berkali-kali. 

SERAMBINEWS.COM, PALOPO -  Polisi menangkap MR (47), oknum guru SD negeri di Kota Palopo, Sulawesi Selatan terkait kasus pencabulan.

MR ditangkap karena diduga mencabuli muridnya, L (11).

 
Rante diduga berkali-kali melancarkan perbuatan bejatnya kepada korban.

 
Korban tidak berani cerita karena ditakut-takuti pelaku.

"Pelaku menakuti korban dengan mengatakan kalau korban cerita ke orang lain terkait kejadian tersebut maka korban akan ditangkap polisi,” kata Kanit PPA Polres Palopo, Ipda Marup, Kamis (6/2/2025).

Korban kemudian berani menceritakan pencabulan tersebut ke temannya setelah pelaku kembali melakukan aksi bejatnya pada Selasa (4/2/2025).

Akibat pencabulan itu, korban mengalami luka pada alat kelaminnya.

"Awalnya korban sampaikan ke temannya pada hari pertama (4/2/2025) namun dia belum berterus terang. Hari kedua baru dia katakan kalau dia dicabuli sama gurunya," ujarnya.

 
Teman korban kemudian menyampaikan kejadian yang dialami korban ke wali kelasnya.

Setelah menanyakan hal tersebut kepada korban, wali kelas kemudian melaporkan kejadian itu kepada kepala sekolah.

Baca juga: Cabuli Anak di Bawah Umur, Pria Bandar Divonis 160 Bulan Penjara

Kepala Sekolah kemudian menyampaikan kejadian tersebut ke keluarga korban dan menemaninya melapor ke pihak kepolisian.

Hingga saat ini, korban masih trauma dan lemas karena pendarahan yang dialami.

Sementara pelaku sudah diamankan di Polres Palopo guna dimintai keterangan.

Polisi juga telah meminta keterangan dari teman korban untuk menguatkan laporan kasus pencabulan anak di bawah umur tersebut.

Ipda Marup juga mengungkap kepribadian pelaku yang dinilai sedikit kemayu.

"Kalau dilihat dari latar belakangnya guru ini sudah berusia 47 tahun dan masih bujang. Dia juga kelihatan kemayu," katanya.

Baca juga: Modus Wahyudin Guru Ngaji Cabuli 20 Murid Laki-laki: Sperma Korban Bisa Sembuhkan Penyakit Pelaku

Kanit PPA Polres Palopo juga mengatakan berdasarkan hasil interogasi, pelaku mengaku hanya melakukan aksi bejatnya itu kepada L.

Pelaku mengaku memberi uang Rp10 ribu kepada korban setelah melakukan aksinya. 

Modus pelaku
Matius melancarkan aksi bejatnya jika L datang ke rumahnya meminta kunci ruang kantor sekolah.

Aksi bejatnya tersebut kembali ia lakukan pada Selasa (4/2/2025) dan mengakibatkan alat kelamin korban berdarah.

Namun korban tak pernah menceritakan kejadian tersebut kepada keluarganya.

Hal itu disampaikan nenek korban, kepada Tribun-Timur.com saat ditemui di Mapolres Palopo, Kamis (6/2/2025).

“Tidak pernah cerita soal itu. Tapi waktu hari selasa ini anak (korban) cepat sekali tidur, sekitar jam 6 sore sudah tidur. Dia bangun makan pas jam 10 malam dan saya lihat rambutnya sudah dicukur padahal saya tidak kasih dia uang untuk potong rambut,” kata nenek korban.

Keesokan harinya, nenek korban kaget karena wali kelas korban datang ke rumahnya dan mengajaknya ke Mapolsek Telluwanua.

“Saya kaget karena tiba-tiba gurunya L (korban) datang di rumah dan ajak ka ke kantor polisi. Saya pikir L yang bikin masalah di sekolah jadi saya panik, apalagi orang tuanya tidak di Palopo,” jelasnya.

Nenek korban mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah dijelaskan di Polsek Telluwanua.

Ia kemudian menghubungi orangtua korban yang berada di luar Kota Palopo.

“Saya hubungi mamanya dan hari ini sudah perjalanan kesini. Saya maunya pelaku dipenjarakan, tapi tidak tahu nanti mamanya sama bapaknya mau diapakan karena masih dalam perjalanan dan dia yang mau urus soal ini kasusnya anaknya,” tambahnya.

Sementara, korban mengaku gurunya tersebut yang berinisiatif membawanya ke Puskesmas saat mengetahui alat kelaminnya berdarah.

“Pak guru yang bawa saya ke Puskesmas untuk berobat,” ujar L.

Setelah berobat di Puskesmas, oknum guru tersebut kemudian mengajak korban memotong rambut di salon.

Baca juga: Cegah Kenakalan Remaja dan Narkoba, Kejari Bireuen Beri Sosialisasi ke SMAN 1 Peusangan Selatan

Baca juga: Kasus Polisi di Aceh Paksa Pramugari Aborsi Berakhir Damai, Begini Nasib Ipda Yohananda Fajri

Baca juga: ‘Saweu’ SMAN 2 Lhokseumawe, Rektor Unimal Motivasi Siswa untuk Lanjut Pendidikan ke Perguruan Tinggi

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved