Kupi Beungoh

Masih Adakah Ruang untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh?

Di tahun 2024, ekonomi Aceh masih ditopang oleh sektor pertanian dengan share paling besar dibandingkan sektor lainnya.

|
Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Hafidz Yudhansyah, Ekonom Bank Indonesia Aceh. 

Oleh Hafidz Yudhansyah *)

Perekonomian Aceh tumbuh kuat dan berdaya tahan pada tahun 2024. Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Bumi Iskandar Muda tercatat tumbuh sebesar 4,66 persen (year on year/yoy) pada tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 4,23 persen (yoy).

Capaian tersebut mempertahankan tren pertumbuhan positif ekonomi Aceh setelah sempat mengalami kontraksi saat pandemi Covid-19.

Di tahun 2024, ekonomi Aceh masih ditopang oleh sektor pertanian dengan share paling besar dibandingkan sektor lainnya, yakni 30,97 persen dan mampu tumbuh sebesar 1,19 persen (yoy).

Jika ditelaah lebih lanjut, tumbuhnya ekonomi Aceh di tahun 2024 lebih dipengaruhi oleh faktor musiman misalnya Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang efeknya bersifat sementara.

Terlihat dari melambatnya pertumbuhan pada triwulan IV 2024 tumbuh 4,15 persen (yoy) lebih rendah dari triwulan III 2024 tumbuh 5,17 persen (yoy) yang bertepatan dengan periode pelaksanaan PON.

Untuk itu, diperlukan upaya bersama dan kebijakan yang tepat dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif dan berkelanjutan serta memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. 

Selama dua dekade terakhir (2004 – 2024), pertumbuhan ekonomi tahunan Aceh secara ratarata hanya mencapai 0,59 persen dan selama itu pula pertumbuhan tahunan tidak pernah melampaui steady state lima persen.

Ekonomi Aceh terpukul oleh Tsunami, dampaknya pertumbuhan anjlok hingga -9,63 persen (yoy) di 2004 dan -10,12 persen (yoy) di tahun 2005 meskipun demikian, Aceh mampu merangkak perlahan untuk memulihkan dan membangun perekonomian terutama pasca Tsunami serta konflik berkepanjangan.

Pasca Tsunami yang dilanjutkan dengan berakhirnya konflik, Aceh telah memasuki era baru dalam membangun perekonomian, berbagai langkah telah di tempuh untuk meningkatkan iklim investasi, memperbaiki infrastruktur, dan mendiversifikasi sektor ekonomi.

Namun, dampak terhadap perekonomian belum sesuai harapan.

Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, pendapatan perkapita berada pada lower middle income, dan tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi.

Pertanyaan yang mengemuka, apakah masih terdapat potensi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Aceh?

Beberapa pertimbangan dapat menjadi dasar dalam mengidentifikasi potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi Aceh.

Pertama, ekonomi Aceh masih sangat agraris, dominasi sektor pertanian terhadap ekonomi dapat menjadi kunci sumber akselerasi pertumbuhan ekonomi, jika ditopang dengan strategi yang tepat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved