Kupi Beungoh

Masih Adakah Ruang untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh?

Di tahun 2024, ekonomi Aceh masih ditopang oleh sektor pertanian dengan share paling besar dibandingkan sektor lainnya.

|
Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Hafidz Yudhansyah, Ekonom Bank Indonesia Aceh. 

Kedua, Aceh merupakan daerah yang kaya akan sumber saya alam (SDA) terutama minyak dan gas bumi

Strategi revitalisasi SDA juga perlu dirumuskan, bahkan baru-baru ini ditemukan cadangan Migas baru yang cukup berlimpah.

Ketiga, potensi sektor pariwisata Aceh juga perlu didorong, hal ini mengingat Aceh memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan daerah lain.

Di samping itu, keragaman daya tarik wisata alam terdapat juga regulasi berprinsip syariah yang memperkuat branding pariwisata halal.

Keempat, Aceh memiliki sumber daya manusia (SDM) dengan kualitas yang baik, tercemin rilis terbaru dari BPS mengenai indeks pembangunan manusia (IPM) Aceh yang tercatat 75,36 lebih tinggi dari nasional 75,02.

Sehingga, potensi SDM yang kuat dapat terus ditingkatkan melalui pendidikan dan skill-upgrading.

Jika hal ini dapat dilakukan dan diarahkan dengan tepat dapat mendukung pengembangan sektor-sektor jasa modern yang pada gilirannya mendukung Aceh ke arah tersierisasi yang produktif.

Urgensi Transformasi Pertanian dan Hilirisasi Strategis 

Dalam literatur ekonomi pembangunan (Todaro dan Smith, 2012) jalan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi umumnya dilakukan melalui transformasi struktural yaitu perubahan struktur ekonomi dari sektor yang produktivitasnya rendah seperti pertanian menjadi nonpertanian misalnya industri.

Berkaca pada kondisi ekonomi Aceh yang didominasi oleh sektor pertanian, bisa menjadi advantage karena bersifat keunggulan komparatif.

Di samping itu, melalui potensi sektor pertanian yang besar terdapat peluang untuk melakukan transformasi pertanian dan hilirisasi strategis.

Dalam transformasi pertanian dan hilirisasi strategis, akselerasi pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan berbagai upaya ekstra peningkatan produktivitas melalui modernisasi sektor pertanian, optimalisasi on-farm (hulu) juga off-farm (hilir), penguatan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM di sektor pertanian.

Hilirisasi menjadi penting karena tren harga komoditas pertanian strategis yang bergejolak serta ke depan diperkirakan permintaan produk olahan pertanian akan meningkat utamanya dipengaruhi oleh shifting perilaku konsumen untuk mengonsumsi produk olahan sehat.

Hilirisasi produk pertanian dapat dilakukan diantaranya melalui penguatan danpengembangan proses pasca panen disertai bimbingan teknis oleh lembaga terkait.

Selanjutnya, untuk peningkatan produktivitas dapat diupayakan melalui replikasi best practice pengembangan klaster pangan disertai penerapan Good Agriculture Practice (GAP) yang didukung penguatan kelembagaan.

Secara natural penguatan produktivitas berbagai sektor-sektor pertanian akan mendorong industrialiasasi di sektor manufaktur pengolah produk pertanian. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved