Berita Aceh Timur

Tempat Bersejarah di Aceh Timur, Rumoh Buso Hingga Makam Para Raja

Kabupaten Aceh Timur memiliki sejumlah situs bersejarah yang tersebar di berbagai kecamatan.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
RUMOH BUSO - Rumoh Buso di Gampong Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. 

Laporan Maulidi Alfata Aceh | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Kabupaten Aceh Timur memiliki sejumlah situs bersejarah yang tersebar di berbagai kecamatan. 

Beberapa di antaranya masih berdiri kokoh berkat perawatan yang baik, sementara lainnya telah hilang jejaknya akibat kurangnya perhatian. 

Berikut beberapa tempat bersejarah di Aceh Timur yang patut diketahui:

1. Makam Tengku Chik Peureulak

Terletak di Gampong Tualang, makam ini menjadi salah satu situs bersejarah penting di Aceh Timur

Meski sejarah Tengku Chik Peureulak tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pariwisata menetapkan makam ini sebagai Cagar Budaya pada tahun 2020.

2. Masjid Kuta Tualang

Masjid Baiturrahim, yang lebih dikenal sebagai Masjid Kuta Tualang, berlokasi di Gampong Tualang, Kemukiman Peureulak, Kecamatan Peureulak. 

Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1164 H/1751 M oleh Keulebalangan Peureulak di bawah kepemimpinan Datok Po Kalam, yang berasal dari Aceh Besar.

Baca juga: Sejarah Islam di Aceh, Dari Kejayaan Syiah hingga Peralihan ke Sunni

Keunikan masjid ini terletak pada arsitekturnya yang mengadopsi gaya Masjid Indrapuri di Aceh Besar, yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607–1636 M). Pada tahun 2020, Masjid Kuta Tualang resmi ditetapkan sebagai situs Cagar Budaya oleh pemerintah.

3. Monumen Islam Asia Tenggara (Monisa) Peureulak

Monumen ini dibangun sebagai bukti sejarah keberadaan Kesultanan Peureulak, kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada tahun 840–864 M.

 Raja pertamanya adalah Sultan Alaidin Said Maulana Abdul Aziz Syah.

Pembangunan Monisa bertujuan untuk menghidupkan kembali kejayaan sejarah Kesultanan Peureulak yang telah lama terlupakan. 

Selain sebagai monumen, tempat ini diharapkan dapat menjadi pusat penelitian dan pengembangan Islam di Asia Tenggara serta lokasi kegiatan dakwah Islamiah.

4. Makam Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah

Makam pendiri Kesultanan Perlak ini berada di Dusun Badar Khalifah, Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur

Wilayah ini dahulu dikenal sebagai Bandar Khalifah, yang menaungi delapan desa.

Makam ini memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat. 

Baca juga: Sejarah dan Keistimewaan Masjid Quba

Setiap tahun, terdapat tiga acara kenduri yang digelar di lokasi makam, yaitu Kenduri 1 Muharam untuk mengenang wafatnya Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah, Kenduri Blang, dan Kenduri Jerat.

 Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan warisan leluhur.

5. Rumoh Buso

Rumoh Buso merupakan salah satu bangunan bersejarah yang berkaitan dengan hubungan perdagangan antara Aceh dan Tiongkok pada abad ke-19. 

Pada tahun 1880, saat Tuanku Chik Bin Guci menjabat sebagai Raja Idi, sekelompok saudagar Tiongkok datang menghadap untuk meminta izin mendirikan tempat ibadah bagi komunitas mereka.

Sebagai syarat, sang raja meminta para saudagar tersebut membangun sebuah Rumoh Buso atau "Rumah Besi" untuk Kerajaan Idi. 

Hingga kini, bangunan bersejarah ini masih berdiri di Gampong Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, menjadi saksi bisu interaksi budaya antara Aceh dan Tiongkok di masa lampau.

Baca juga: Seribu Undangan Diprediksi Hadiri Pelantikan Bupati Aceh Tamiang, Termasuk Perwira Tinggi 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved