Wawancara Eksklusif
Safaruddin Bupati Abdya Terpilih, Banyak Pengalaman Mengharukan
Menurut saya ini tanda-tanda alam, Allah sedang menunjukkan tanda-tanda kekuasan yang akan dititip kepada saya.
100 hari kerja tentu menjadi tantangan tersendiri bagi siapapun. Kompetitor ketika dia menang, dia harus menanjakkan kaki awal. Kalau kita bicara awal, tentunya kita harus bicara database, master plan, exent plant. Jadi ketika ada database kita juga tahu siapa pendukungnya kita, siapa perangkat-perangkat kita yang akan mengikut dalam formulasi kebijakan yang kita lakukan nanti ke depan secara politik, yaitu para birokratnya. Kita mau lihat bagaimana hari ini kita punya kemampuan itu. Kemudian bagaimana regulasi membolehkan untuk menukar atau juga melakukan perombakan terhadap posisi itu.
Kemudian yang kedua yaitu kita melihat master plan awal Aceh Barat Daya ini menuju kepada arah baru Abdya maju. Tentunya dalam mengukur itu saya sudah menyiapkan visi misi ketika Pilkada yang kita tawarkan kepada rakyat sebagai bagian dari alternatif pilihan mereka terhadap kompetitor-kompetitor Pilkada. Tentunya itu akan menjadi PR secara politik yang dituangkan dalam RPJM lima tahun ke depan dan nanti akan disepakati bersama DPR. Baru nanti setiap tahunnya itu kita tetapkan RKPD untuk menjadi kebijakan umum anggaran setiap tahunnya.
Ketika bicara 100 hari tentunya kebijakan awal saya itu menyiapkan RPJM bersama tim yang qualified, kita juga akan mengundang USK sebagai universitas yang hari ini Jantung Rakyat Aceh, yang tentunya kita punya kebanggaan dengan teman-teman kita dan orang-orang sebagai dosen-dosen yang ada di USK akan kita libatkan membantu Aceh Barat Daya menuju lima tahun ke depan, dan juga kampus-kampus UTU akan kita libatkan juga nanti insyaAllah.
Kemudian setelah itu saya mau lihat tantangan besar Aceh Barat Daya dan Aceh tentunya secara umum adalah soal kemiskinan, peluang pekerjaan, kemudian juga peluang investasi. Itu menjadi salah satu tolak ukur kita dalam menatap masa depan Aceh Barat Daya di lima tahun yang akan datang
Terakhir dalam 100 hari ke depan ini saya juga punya keinginan bahwa apa yang sudah saya mantapkan ketika saya berorasi, berkampanye itu bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan, dan juga pendidikan, bicara sektor pelayanan publik lah itu juga kita kejar untuk kita kejar.
Kalaupun tidak didukung dengan support anggaran atau belanja operasinya, paling tidak ada action kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjadi teladan, seperti ini lho yang harus kita lakukan untuk melayani rakyat.
Apa yang mendorong anda untuk mi Pilkada?
Kalau bicara menjadi bupati siapapun orang politik akan bercita-cita menjadi kepala daerah. Kan tolak ukur orang politik ini adalah ketika kompetisi apapun dia ikut. Kemarin saya melihat peluang, ketika saya kembali menang di Pileg 2024 saya melihat potensi besar bahwa masyarakat Aceh Barat Daya itu mengharapkan sosok baru, wajah baru untuk memimpin. Dan hasil-hasil survei menegaskan peluang baru itu sangat terbuka lebar bagi sosok saya yang diterima oleh masyarakat Aceh Barat Daya.
Kemudian saya juga melihat ada kesempatan kepemimpinan pusat mendorong saya untuk berkompetisi di Pilkada. Pada saat itu memang ada dinamika apakah di tingkat provinsi atau di tingkat kabupaten. Saya dari awal menegaskan untuk pulang kampung. Ketika ada peluang untuk menjadi calon wakil gubernur kemarin kompetisi itu menjadi secara internal, itu juga dipengaruhi dengan faktor-faktor eksternal. Tapi secara rasionalitasnya saya pikir peluang yang terbaik saya hari ini adalah menjadi bupati Aceh Barat Daya.
Saya pulang kampung dengan harapan ada tagline baru, saya pulang dengan segenap apa yang sudah saya punya rekam jejak itu menjadi jaminan bahwa sosok Safaruddin akan diterima di kampungnya sendiri. Nah itu yang mendorong saya untuk maju.
Kalau dibilang usia muda ya saat ini lah untuk berkontribusi sebanyak mungkin untuk rakyat kita, apalagi ini kampung halaman. Abang tau lah sudah keliling Aceh, Abdya ini adalah daerah yang sulit maju tapi nilai politiknya sangat tinggi.
Dinamika plitiknya sangat tinggi?
Abdya itukan kotanya kecil, masyarakatnya itu sangat inklusif, sangat terbuka. Namun karena memang tidak disibukkan dengan kantong-kantong peluang pekerjaan dan ekonomi yang sehat, itu nilai politik akan tinggi. Karena menyibukkan diri dengan omongan-omongan yang kira-kira menyibukkan pada pengambil kebijakan. Itu cerminan masyarakat yang dalam kaca mata kita melihat kalau demokrasinya sangat tinggi dan tajam. Makanya dinamika kemarin saya diserangnya personal, tidak lagi bicara gagasan, adu ketangkasan berpikir untuk membawa arah baru, atau perang pemikiran dengan visi misi. Tapi nggak gitu, pertarungan dengan kompetitor lainnya.
Melihat sudut pandang subjektif, kemudian dianggap masih belum cukup umur, kemudian personal-personal lainnya yang dianggap pada nilai negatif. Tapi alhamdulillah semua tantangan itu saya lewati dengan sebuah proses politik, dengan variabel ilmiah yaitu data survei, data di lapangan bahwa masyarakat itu butuh sosok baru. Kebetulan anak mudanya itu yang sudah punya rekam jejak di DPR Aceh, yang hari ini boleh saya melihat potensi di Abya itu saya ingin menghentikan dinasti kekuasaan yang terdahulu. Ini saatnya lah orang baru memimpin. Dan coba dulu orang baru ini ketika dia berhasil maka akan menjadi legacy. tapi kalau tidak berhasil akan dihukum moralnya oleh masyarakat di Pilkada selanjutnya.
Apa yang paling berkesan selama di tahapa Pilkada?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.