Konflik Rusia dan Ukraina

AS dan Rusia Sepakat Memulihkan Misi Diplomatik Sebagai Langkah Dalam Perundingan Perang Ukraina

"Kita memerlukan misi diplomatik yang aktif dan mampu berfungsi secara normal agar dapat meneruskan jalur ini," kata Rubio kepada Associated Press.

|
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nur Nihayati
Kremlin.ru
PERTEMUAN TRUMP DAN PUTIN - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu di Helsinki pada 16 Juli 2018 untuk pertemuan puncak berskala penuh pertama mereka. Di sebelah kiri Trump ada Melania Trump, istri dari Presiden Donald Trump. 

SERAMBINEWS.COM-AS dan Rusia sepakat pada Selasa (18/2/2025) untuk memulihkan fungsi normal misi diplomatik masing-masing, Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan setelah pembicaraan antara pejabat senior AS dan Rusia di Arab Saudi .

Dilansir dari kantor berita Reuters pada Rabu (19/2/2025), langkah tersebut tampaknya menandakan pelonggaran signifikan pembatasan terhadap misi diplomatik Rusia di Amerika Serikat yang diberlakukan oleh pemerintahan AS sebelumnya terkait invasi Moskow ke Ukraina dan tindakan Rusia lainnya.

Pembicaraan Riyadh ditujukan sebagai langkah untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina setelah Presiden Donald Trump , yang menjabat bulan lalu, memerintahkan pejabat tinggi untuk memulai negosiasi.

Baca juga: Spekulasi Reshuffle Kabinet, Kompleks Rumah Dinas Satryo Soemantri Brodjonegoro Terpantau Sepi

Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan Kelima. Vladimir Putin secara resmi dilantik sebagai Presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada Selasa (7/5/2024).
Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan Kelima. Vladimir Putin secara resmi dilantik sebagai Presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada Selasa (7/5/2024). (Tangkap Layar Twitter/X)


Rubio mengatakan kedua belah pihak sepakat sebagai langkah pertama untuk menunjuk tim pejabat guna "bekerja sangat cepat untuk memulihkan fungsi misi masing-masing."

Kedua negara telah mengusir diplomat dan membatasi pengangkatan staf baru di misi masing-masing dalam serangkaian tindakan balasan selama dekade terakhir, yang menyebabkan kedutaan mereka masing-masing kekurangan staf.

Rubio mengatakan tindakan tersebut "benar-benar mengurangi kemampuan kami untuk beroperasi di Moskow" dan Rusia akan mengatakan hal yang sama tentang misinya di Washington.

"Kita memerlukan misi diplomatik yang aktif dan mampu berfungsi secara normal agar dapat meneruskan jalur ini," kata Rubio kepada Associated Press.

Ia mengatakan, ia tidak akan berunding secara terbuka mengenai rincian bagaimana misi tersebut akan dipulihkan.

Baca juga: Iran: Rencana Bodoh AS untuk Gaza tidak akan Membuahkan Hasil

Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan rincian operasi terkini misi AS di Rusia.
Mitra Rubio dari Rusia, Sergei Lavrov, mengangkat fungsi misi Rusia di AS dengan Rubio dalam panggilan telepon pada hari Sabtu menjelang pembicaraan di Riyadh, kata kementerian luar negeri Rusia.

Bahkan sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, pejabat AS mengeluh bahwa mereka hanya mampu mempertahankan "kehadiran sementara" di Rusia, setelah Rusia memberlakukan pembatasan personel di misi AS, yang memaksa Washington untuk menutup konsulatnya di Vladivostok dan Yekaterinburg.

Baca juga: AKP Bismar Saragih Meninggal karena Ini, Baru Naik Pangkat dan Jabat Kasat Narkoba Polres Humbahas

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved