RAMADHAN MUBARAK
Amankah Ibu Menyusui Berpuasa
Bagaimana cara ibu menyiasatinya bila ingin tetap berpuasa? Atau apakah sebaiknya tidak usah saja berpuasa?
dr. Aslinar, Sp.A, M. Biomed, Founder Aceh Peduli ASI, Ketua BP2ASI IDAI Aceh
ALHAMDULILLAH di tahun 2025 ini, Allah masih memberikan kita umur panjang sehingga masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, bulan suci yang dinantikan seluruh umat Islam di muka bumi.
Kita menyadari dan meyakini puasa sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh semua muslim dan muslimah, sudah baligh (cukup umur), berakal, suci dari haid dan nifas bagi perempuan, berada di kampungnya (tidak wajib bagi musafir), dan sanggup berpuasa (tidak wajib atas orang yang lemah dan sakit).
Bagaimana halnya kewajiban puasa terhadap ibu yang sedang menyusui bayinya? Wanita dewasa memerlukan sebanyak 1.800-2.200 kkal untuk menjalankan aktivitasnya dalam kondisi normal. Namun bila sedang menyusui eksklusif (enam bulan pertama usia bayi), ibu membutuhkan tambahan kalori sebesar 500 kkal setiap harinya.
Bagaimana cara ibu menyiasatinya bila ingin tetap berpuasa? Atau apakah sebaiknya tidak usah saja berpuasa?
Ibu menyusui yang menjalankan ibadah puasa bukan berarti mengurangi kualitas dan kuantitas makan, akan tetapi mengatur atau menyiasati waktu makannya. Jika biasanya makan tiga kali sehari ditambah dua kali cemilan, maka di bulan puasa tetap melakukan jadwal demikian akan tetapi berpindah waktunya saja.
Ibu perlu makan di saat sahur, makan di saat berbuka puasa, dan makan menjelang tidur (1,5 -2 jam sebelum tidur). Bila perlu tambahan cemilan bisa disiasati setelah ibu menyusui/memerah di saat malam hari.
Dari beberapa penelitian terhadap ibu yang menyusui bayi usia 2-5 bulan dan berpuasa, ternyata puasanya tidak berpengaruh kepada bayinya. Pemeriksaan terhadap kadar karbohidrat, protein, dan lemak, hasilnya tetap namun terjadi penurunan kadar mikronutrien. Penelitian lain menunjukkan bahwa indek massa tubuh ibu tidak berubah akan tetapi terjadi pengurangan pemasukan kalori yang dibutuhkan.
Terdapat beberapa kondisi lain dimana ibu menyusui disarankan untuk tidak berpuasa, yaitu: sedang menjalani pengobatan, ibu menderita penyakit berat (migrein yang tidak terkontrol, hipertensi, diabetes dan hipoglikemia). Secara umum, para tenaga kesehatan dan ahli laktasi menganjurkan ibu menyusui eksklusif supaya tidak berpuasa selama bulan Ramadhan.
Hal tersebut disebabkan karena ibu akan lebih sering haus pasca-menyusui, terutama ketika bayi sedang dalam masa growth spurt (percepatan pertumbuhan) dimana bayi akan menyusu lebih sering. Namun, keputusannya berada pada ibu menyusui tersebut dengan melihat kondisi diri, apakah sanggup menjalankan ibadah puasa atau tidak.
Bagi ibu menyusui yang memutuskan tetap berpuasa, maka berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1). Menjaga makan (makan 3 kali dan cemilan 2 kali), dengan asupan nutrisi yang sesuai dengan gizi seimbang (mengandung gizi lengkap berupa karbohidrat, lemak, protien, vitamin, mineral), 2). Cukup cairan dimana ibu menyusui butuh sekitar 3 liter cairan perhari yang berasal dari air minum, buah dan sayuran, 3). Segera berbuka puasa bila ibu menunjukkan tanda dehidrasi yaitu ibu merasa sangat haus terutama setelah menyusui/memerah, buang air kecil (BAK)sedikit dan bewarna pekat, merasa sangat lemas dan berkunang kunang , 4). Selalu memantau keaadaan bayi, yaitu BAK minimal 6x/hari, kenaikan berat badan bayi dan pantau perilaku bayi).
Jadi bila ibu menunjukkan tanda dehidrasi, BB Ibu turun lebih 0,5 kg/minggu atau ibu sakit dan BAK bayi sedikit atau bewarna pekat, BB bayi tidak naik dan bayi menjadi sangat rewel atau gelisah, maka sebaiknya ibu tidak berpuasa.
Puasa Ramadhan memang merupakan kewajiban, akan tetapi sebaiknya ibu tidak memaksakan diri bila kondisi tidak memungkinkan. Menyusui hanya momen satu kali seumur hidup, tidak bisa diulangi momennya sedangkan untuk puasa yang tertinggal masih bisa diganti karena Allah sudah memberikan keringanan kepada para ibu yang sedang menyusui. Semoga bermanfaat, semangat buat para ibu menyusui dimanapun berada.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.