Berita Kutaraja

Perempuan dan Orang Muda Deklarasi Aksi Perempuan Aceh Saat Perayaan IWD 2025

Direktur Eksekutif Flower Aceh menyebutkan, perempuan memiliki peran yang sangat strategis, bukan hanya saksi, tetapi juga motor penggerak perubahan.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
For Serambinews.com  
DISKUSI IWD 2025 - Sejumlah aktivis perempuan melakukan diskusi secara zoom meeting saat perayaan Hari Perempuan Internasional atau IWD 2025. 

“Jika ruang partisipasi itu tidak ada, ayo kita rebut. Jika ruangnya ada, ayo kita gunakan ruang itu sebaik mungkin,” ajak Gebrina. 

Sejalan dengan hal tersebut, Rika Yusrina, orang muda yang berhasil menjadi Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Tahun 2023, membagikan pengalamannya merebut ruang. 

“Pernah beberapa kali mendengar banyak teman-teman yang jadi korban, tapi tidak berani speak-up,” ungkap Rika. 

“Jadi saat ada pendaftaran Satgas PPKS, saya sebagai orang muda sadar bahwasanya ini ruang yang harus saya ambil,” ujarnya.

Menurut Rika, keterlibatan orang muda juga menjadi peluang yang tepat untuk menyampaikan informasi secara tepat. 

“Sebagai orang muda, budaya pencegahan penting untuk kita bangun dengan tidak mentoleransi pelecehan sekecil apa pun, bahkan candaan yang melibatkan fisik,” tegasnya.

“Penting untuk langsung menegur candaan yang mengaitkan fisik. Jika kita diam, maka kita termasuk orang yang memperkuan budaya pelecehan,” tandas dia. 

“Ketika pendekatan dilakukan oleh kaum muda, maka akan lebih mudah untuk menyampaikan informasi,” pungkasnya.    

Bayu Satria, Founder YouthID menekankan pentingnya partisipasi bermakna orang muda, dan kelompok marjinal dalam pembangunan masyarakat. 

Mereka percaya bahwa partisipasi aktif pemuda, disabilitas dan kelompok marjinal dapat membawa perspektif baru dan inovatif, yang esensial untuk menciptakan solusi berkelanjutan terhadap tantangan sosial.

"Dengan memberikan ruang bagi suara mereka, kita dapat mendorong inklusivitas dan keadilan sosial dalam berbagai aspek kehidupan di Aceh," ungkapnya.

Haifa Ghalda, Ketua PII Korps Wati Aceh mengungkapkan pentingnya kolaborasi antar perempuan untuk menciptakan perubahan yang nyata, terutama terkait pendidikan. 

"Kenapa pendidikan yang sangat penting, karena pendidikan ini merupakan pondasi untuk tumbuh, berkembang dan terciptanya perubahan yang lebih ideal ke depannya," jelas Haifa.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved