Konflik Palestina vs Israel

Serangan Gabungan AS-Inggris di Yaman Tewaskan Sedikitnya 19 Orang, Trump Serukan Eskalasi

Menurut kantor berita Yaman, Al-Masirah, jet tempur Amerika dan Inggris melakukan beberapa serangan udara di Sanaa.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic
YAMAN DISERANG - Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic, memperlihatkan serangan AS-Inggris di ibu kota Yaman, Sanaa pada Sabtu (15/3/2025) malam waktu setempat. Serangan ini terjadi setelah Donald Trump menyerukan eskalasi terhadap kelompok Houthi. 

SERAMBINEWS.COM – Setidaknya sembilan warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka, sebagian besar dalam kondisi kritis, setelah serangan udara AS-Inggris menghantam lokasi sipil di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (15/3/2025) malam, menurut Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman, seperti dilaporkan oleh Palestine Chronicle.

Laporan terbaru dari Al Jazeera pada Minggu (16/3/2025) pagi menyebut jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 19 orang.

Dalam pernyataan kepada Kantor Berita Yaman (SABA), Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan perang serta pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan konvensi internasional.

Kementerian tersebut memperingatkan bahwa serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur akan membawa dampak kemanusiaan yang parah, terutama di negara yang telah porak-poranda akibat perang bertahun-tahun, krisis ekonomi, dan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Menurut kantor berita Yaman, Al-Masirah, jet tempur Amerika dan Inggris melakukan beberapa serangan udara di Sanaa.

Ledakan dahsyat terdengar di berbagai wilayah, termasuk Al-Jarraf dan Shu'ub.

Serangan udara ini terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan militer untuk melancarkan "operasi militer yang tegas dan kuat" terhadap gerakan Ansarallah atau Houthi.

Baca juga: AS Bombardir Yaman, 9 Orang Tewas, Trump: Neraka akan Menghujani Anda


Dalam pernyataannya, Trump mengklaim serangan itu diperlukan untuk melindungi kepentingan pelayaran Amerika dan memulihkan kebebasan navigasi di Laut Merah.

Pelayaran di wilayah tersebut dilaporkan terganggu oleh serangan Houthi yang menargetkan kapal-kapal Israel dan kapal yang memiliki keterkaitan dengan Israel.

Trump memperingatkan bahwa jika Ansarallah tidak menghentikan serangannya, mereka akan menghadapi pembalasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Neraka akan menghujani kalian seperti yang belum pernah kalian lihat sebelumnya," ancam Trump.

Ia juga menyindir pendahulunya, Joe Biden, dengan menuduh kebijakan pemerintah sebelumnya terlalu lemah dalam menanggapi serangan kelompok tersebut.

Menurut Trump, kelemahan ini telah mendorong Ansarallah untuk semakin berani meningkatkan operasinya.

Trump turut mengeluarkan peringatan kepada Iran, mendesaknya untuk berhenti mendukung Ansarallah serta tidak mengancam rakyat Amerika, presidennya, atau jalur pelayaran global.

 
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan selama beberapa bulan terakhir di kawasan tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved