Gempa Thailand

Thailand Selidiki Gedung Runtuh Saat Gempa, Temukan Baja Kualitas Buruk: Pabriknya Udah Tutup

Itu merupakan baja yang diproduksi oleh Perusahaan Baja Xin Ke Yuan, yang memiliki pabrik di provinsi Rayong, Thailand, yang punyanya orang China.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Sakchai Lalit/Associated Press
DAMPAK GEMPA - Lokasi konstruksi gedung 30 lantai di Bangkok, Thailand yang roboh usai gempa Magnitudo 7,7 melanda pada Jumat (28/3/2025) waktu setempat. 

Oleh karena itu, tidak ada desain bangunan yang lengkap.

Belum lagi temboknya yang tebalnya sekitar 1 meter, membuat pembongkarannya makin sulit.

Saat ini, penggunaan alat penggalian berat di area ini dianggap tidak aman.

Pekerja tidak punya pilihan lain selain membongkar pecahan beton yang pecah secara perlahan, bekerja dari atas ke bawah.

Pihak berwenang Bangkok mengonfirmasi bahwa hingga pukul 8:00 pagi Selasa (1/4/2025), jumlah orang yang tewas akibat gempa bumi di gedung tersebut adalah 13 orang.

Selain itu, 19 orang terluka dan lebih dari 70 orang masih hilang.

Namun, beberapa sumber mengatakan kepada NDTV bahwa jumlah korban bisa mencapai 300-400.

K9 USAR, Asosiasi Anjing Penyelamat Thailand, bergabung dalam operasi penyelamatan, memberikan secercah harapan.

Dalam video dan foto yang dibagikan di halaman Facebook K9 USAR Thailand, anjing-anjing itu berjalan hati-hati dan mengendus tanda-tanda kehidupan di reruntuhan.

Penangan anjing dengan cermat menilai area tersebut untuk mengetahui adanya bahan bangunan yang stabil, serpihan, benda tajam, suhu permukaan, dan cengkeraman, sebelum memutuskan apakah akan membiarkan anjing memakai sepatu atau bertelanjang kaki saat bertugas.

Anggota tim penyelamat K9 mengatakan bahwa meskipun mereka "sedikit lelah", kelompok tersebut masih berharap anjing-anjing tersebut dapat membantu menemukan orang-orang hilang.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved