Konflik Palestina vs Israel
Ratusan Perwira Israel Minta Menyerah dari Pertempuran di Gaza, Ajukan Surat ‘Keras’ ke PM Netanyahu
Para perwira itu memperingatkan tentang bahaya yang dihadapi oleh tentara, kerugian yang ditimbulkan kepada warga Israel, dan pembagian beban.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Pada pertengahan Maret 2025, militer Israel melanjutkan kampanye pengebomannya terhadap Gaza, melanggar perjanjian gencatan senjata dua bulan yang membawa ketenangan relatif dan memastikan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
Selama upaya awal pemerintah Israel untuk mendorong perombakan peradilan, yang ditangguhkan pada 7 Oktober 2023, ratusan prajurit cadangan, termasuk puluhan pilot, menolak untuk bertugas sebagai bentuk protes.
Mereka berpendapat bahwa reformasi tersebut merusak demokrasi Israel dan menimbulkan keraguan atas legitimasi perintah militer.
Israel Tidak Tertarik Pada Perdamaian, Ingin Hancurkan Palestina
Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman, Abdul-Malik al-Houthi mengutuk keras tindakan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Palestina.
Ia menyatakan bahwa bukti kuat menunjukkan bahwa rezim Israel tidak berminat pada perdamaian dan berusaha untuk sepenuhnya menghancurkan Palestina.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (10/4/2025) malam, Abdul-Malik al-Houthi juga dengan keras mengecam tindakan Israel terkait perjanjian gencatan senjata Gaza.
Ia mengatakan rezim Zionis tidak hanya gagal mematuhi komitmennya tetapi juga telah melakukan serangan meluas dan genosida besar-besaran di wilayah tersebut dengan dukungan Amerika Serikat.
Houthi mengkritik keras pelanggaran terang-terangan Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza, dengan mengatakan, “Dengan rahmat Tuhan, kami (pasukan Yaman) memulai jalan untuk mendukung dan membantu rakyat Palestina sejak pelanggaran tersebut dimulai.”
Pemimpin Ansarullah menekankan bahwa Israel, dengan hasutan dan dukungan terbuka dari AS, sepenuhnya melanggar perjanjian gencatan senjata dan menghindari negosiasi pada tahap kedua kesepakatan tersebut.
Ia menggambarkan kekejaman Israel yang sedang berlangsung sebagai kampanye genosida habis-habisan terhadap rakyat Gaza.
Houthi mengatakan bangsa Palestina hanya menikmati perdamaian jangka pendek pada awal penerapan perjanjian, tetapi karena hancurnya infrastruktur penting, situasinya semakin buruk.
“Dimulainya kembali serangan Israel hanya memperdalam bencana kemanusiaan di Gaza, dan sekali lagi menunjukkan bahwa rezim tidak menghargai perjanjian dan hak-hak bangsa-bangsa,” katanya.
Houthi juga mengkritik situasi tahanan Palestina.
"Masalah tahanan Palestina merupakan masalah mendasar dan tak terbantahkan bagi semua warga Palestina,”
“Bahkan banyak pemukim Israel telah menyadari bahwa penjahat [Benjamin] Netanyahu dan kelompoknya tidak peduli dengan situasi tahanan Palestina," katanya.
Pelapor PBB: Israel Targetkan Perempuan dan Anak di Gaza agar Warga Palestina Tidak Miliki Keturunan |
![]() |
---|
Zion Hagay Presiden Asosiasi Kesehatan Israel Kecam IDF Tembak Warga Gaza saat Antre Makanan |
![]() |
---|
Riwayat Sakit Netanyahu Mengkhawatirkan: Ini Daftar Riwayat Penyakit Perdana Menteri Israel |
![]() |
---|
Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan hingga Harus Diinfus, Sidang Kasus Korupsi Ditunda |
![]() |
---|
Pembantaian Keji, Israel Bunuh 93 Warga Palestina, 67 Warga Gaza Tewas Ditembak saat Antre Bantuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.