Kesehatan

Bahaya Minum Paracetamol Berlebihan, Bisa Picu Efek Samping Gagal Ginjal Hingga Autisme Pada Anak

Medical nutritional therapy (MNT) melaporkan, sebuah penelitian menemukan hubungan antara paparan asetaminofen selama kehamilan, autisme, dan gangguan

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
Generate by AI
OBAT PARACETAMOL - Efek samping yang ditimbulkan jika mengonsumsi obat paracetamol secara berlebihan. 

"Overdosis paracetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi paracetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang," ujarnya, Rabu (9/4/2025).

"Kemudian untuk kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang," tambahnya.

Pada dosis ini, tingkat kematian bisa terjadi, yakni mencapai 3-4 persen kasus, jika paracetamol digunakan sampai 15 gram.

Baca juga: Minum Obat Paracetamol Berlebihan Bisa Picu Efek Samping, Simak Bahaya & Batas Konsumsi Per Harinya

Dikutip dari British Liver Trust, berikut gejala kerusakan hati yang disebabkan oleh overdosis paracetamol:

  • Warna kuning pada mata atau kulit 
  • Gula darah rendah
  • Berkeringat
  • Menjadi mudah tersinggung
  • Menjadi lebih kikuk atau kurang terkoordinasi dari biasanya
  • Mual
  • Muntah
  • Merasa sangat lelah (kelelahan)
  • Sakit di perut.

2. Gagal ginjal

Pada kasus yang jarang terjadi, paracetamol yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan gagal ginjal.

Pasalnya, pada dosis terapi 500 mg-2 gram, sebanyak 5-15 persen obat ini umumnya dikonversi oleh enzim sitokrom P450 dalam hati menjadi metabolit reaktifnya yang disebut N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).

Proses itu disebut sebagai aktivasi metabolik dan dalam hal ini NAPQI berperan sebagai radikal bebas yang memiliki hidup yang sangat singkat.

Zullies mengatakan, meski metabolisme paracetamol melalui ginjal tidak begitu berperan, namun jalur aktivasi metabolik ini terdapat pada ginjal dan penting secara toksikologi.

Dalam keadaan normal, NAPQI akan didetoksikasi secara cepat oleh enzim glutation dari hati.

Glutation mengandung gugus sulfhidril yang akan mengikat secara kovalen radikal bebas NAPQI dan menghasilkan konjugat sistein.

Adapun sebagian lainnya akan diasetilasi menjadi konjugat asam merkapturat, yang kemudian keduanya dapat diekskresikan melalui urine.

"Pada paparan paracetamol overdosis, jumlah dan kecepatan pembentukan NAPQI melebihi kapasitas hati dan ginjal untuk mengisi ulang cadangan glutation yang diperlukan," ujar dia.

"NAPQI kemudian menyebabkan kerusakan intraseluler diikuti nekrosis (kematian sel) hati dan bisa juga menyebabkan kegagalan ginjal (walaupun lebih jarang kejadiannya)," tambahnya.

Baca juga: Lawan Asam Urat Tanpa Obat Kimia, Coba Ramuan Tradisional Ini dari dr Zaidul Akbar, Pakai Jahe

3. Autisme, ADHD, dan asma

Meskipun umumnya penggunaan paracetamol selama kehamilan dianggap aman, namun beberapa penelitian menunjukkan hasil berbeda.

Dilansir dari Kompas.com (11/9/2023), sebuah penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang menggunakan paracetamol lebih mungkin memiliki anak yang menderita asma pada usia 3 tahun.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved