Kesehatan
Amankah Sering Lepas Kacamata bagi Penderita Mata Minus? Berikut Penjelasan Ahli!
Pertanyaannya, apakah disarankan untuk terus menggunakan kacamata setiap hari dan setiap saat?
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM - Kacamata merupakan salah satu alat bantu penglihatan yang paling sering digunakan oleh penderita mata minus.
Selain mudah digunakan dan praktis, ada sejumlah alas an lain mengapa penderita mata minus lebih memilih menggunakan kacamata untuk membantu memperjelas penglihatannya.
Seperti karena harganya yang lebih terjangkau, minim perawatan, memiliki tingkat risiko infeksi dan iritasi yang rendah karena tidak menyentuh bola mata, hingga membantu melindungi mata dari paparan debu hingga cahaya.
Dengan sejumlah manfaat tersebut, tidak heran jika kacamata menjadi pilihan utama untuk membantu penglihatan penderita mata minus.
Untuk diketahui, mata minus adalah kondisi di mana seseorang sulit melihat objek yang jauh dengan jelas.
Kondisi ini juga disebut dengan rabun jauh atau miopi.
Meski sulit melihat objek jarak jauh, penderita mata minus masih dapat melihat objek jarak dekat dengan normal.
Menurut Mayo Clinic, kondisi ini terjadi ketika bentuk mata atau sebagian mata menyebabkan sinar cahaya membelok atau membias.
Baca juga: Begini Cara Klaim Kacamata Baru yang Ditanggung BPJS Kesehatan
Akibatnya, sinar cahaya yang seharusnya difokuskan pada jaringan saraf belakang mata atau retina, justru fokus di depan retina.
Rabun jauh umumnya terjadi pada masa kanak-kanak hingga remaja.
Untuk mengoreksi penglihatan, penderita rabun jauh disarankan menggunakan kacamata minus atau lensa kontak untuk beraktivitas sehari-hari.
Pertanyaannya, apakah disarankan untuk terus menggunakan kacamata setiap hari dan setiap saat?
Manakah yang lebih baik, menggunakan kacamata setiap hari atau lepas pasang?
Anjuran dokter mata
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (25/4/2025), Dokter spesialis mata di RSPAU dr Suhardi Hardjolukito, Doni Widyandana Doni Widyadana mengatakan, pemakaian kacamata minus pada penderita rabun jauh pada dasarnya hanya membantu penglihatan menjadi lebih jelas, terutama untuk melihat obyek yang jauh.
Artinya, pemakaian kacamata tidak bisa menyembuhkan rabun jauh atau mengurangi minus di mata.
"Hanya operasi lasik yang bisa menghilangkan minus," kata Doni, Kamis (24/5/2025).
Kendati demikian, ia menyarankan kepada pengguna kacamata untuk memakai alat bantu penglihatan itu setiap hari.
Baca juga: Aturan Baru! Biaya Subsidi Klaim Kacamata Baru BPJS Kesehatan Naik, Segini Besarannya
Sebab, jika pemakaian kacamata lepas pasang, dikhawatirkan bisa mengakibatkan pusing, mata lelah, hingga bertambahnya minus yang juga didukung oleh faktor lainnya.
"Pakai (kacamata) setiap hari dipercaya mampu menahan laju bertambahnya minus," kata Doni.
Terpisah, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Florence M Manurung juga mengungkapkan hal senada.
Ia menganjurkan penderita rabun jauh untuk menggunakan kacamata setiap hari, terutama apabila minusnya besar.
"Sebaiknya pakai kacamata tiap saat, tidak pasang lepas," ucapnya masih dikutip dari sumber yang sama, Kompas.com.
Florence menjelaskan, lepas pasang kacamata justru bisa menurunkan fungsi penglihatan.
Pada anak-anak, efek sampingnya bahkan bisa menyebabkan mata malas atau ambliopia.
Periksakan mata secara rutin
Selain memakai kacamata setiap hari, memeriksakan mata secara rutin juga penting untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
American Academy of Ophthalmology merekomendasikan pemeriksaan mata pada anak dilakukan pada saat anak lahir, usia 6-12 bulan, dan usia 12-36 bulan.
Baca juga: Wortel Bisa Menyembuhkan Mata Minus, Benarkah? Ini dia Faktanya!
Pada orang dewasa hingga lansia, pemeriksaan mata juga perlu dilakukan secara rutin, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki masalah penglihatan.
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini waktu yang disarankan untuk memeriksakan mata menurut Mayo Clinic.
1. Anak-anak
-
- Setidaknya sekali antara usia 3 dan 5 tahun
- Sebelum masuk taman kanak-kanak (TK), biasanya usia 5 atau 6 tahun
- Setiap tahun sampai akhir sekolah menengah atas (SMA).
2. Dewasa hingga lansia
-
- Minimal sekali antara usia 20 dan 29 tahun
- Setidaknya dua kali antara usia 30 dan 39 tahun
- Setiap 2 hingga 4 tahun dari usia 40 hingga 54 tahun
- Setiap 1 hingga 3 tahun dari usia 55 hingga 64 tahun
- Setiap 1 hingga 2 tahun setelah usia 65 tahun.
Jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata, tekanan darah tinggi, atau risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya, disarankan untuk lebih sering memeriksakan kondisi mata secara berkala.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Tips Meningkatkan Energi di Pagi Hari, Olahraga Pagi hingga jangan Skip Sarapan |
![]() |
---|
Dr Boyke Sebut Boarding School Lebih Rentan Gay, Edukasi Seks Sejak SD & Peran Keluarga Jadi Kunci! |
![]() |
---|
Dr Boyke: Anak Laki-Laki yang Terlalu Dekat dengan Ibu Rentan Jadi Gay Jika Figur Ayah Lemah |
![]() |
---|
Soal Menyusui, Illiza Ingatkan Ibu-Ibu Jangan Egois, Tak Usah Khawatir Payudara Kendor |
![]() |
---|
Upgrade Otak Kunci Utamanya Puasa & Gaya Hidup Sehat, Dr Zaidul Akbar: Bukan Sekadar Suplemen Mahal! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.