Breaking News

Berita Kutaraja

Perlindungan Perempuan dan Anak di Aceh Hadapi Banyak Tantangan, Kolaborasi Lintas Sektor Diperkuat

Sepanjang tahun 2024, sebutnya, tercatat 1.227 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Dok Flower Aceh
PERTEMUAN TERPADU - Pertemuan Koordinasi Terpadu untuk memperkuat kolaborasi multisektor dalam meningkatkan layanan dan perlindungan bagi perempuan dan anak di Aceh, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Kamis (25/4/2025). 

"Keterbatasan layanan ini memperkuat tantangan kita. Pendekatan sistemik berbasis Child Protection System Strengthening (CPSS) menjadi penting untuk memastikan keberlanjutan perlindungan terhadap perempuan dan anak," ujar Bambang.

Ia juga menekankan pendekatan layanan “CEKATAN” yakni Cepat, Tepat, Komprehensif, dan Terintegrasi sebagai kunci untuk merespons kebutuhan korban secara manusiawi dan bermartabat. 

Unicef, lanjutnya, berkomitmen mendampingi Pemerintah Aceh dalam proses penguatan sistem, mulai dari peningkatan kapasitas, asistensi teknis, hingga pengembangan standar pelayanan.

Sementara itu, Direktur Flower Aceh, Riswati mengatakan, bahwa kolaborasi multisektor sangat penting untuk memperluas jangkauan layanan dan memperkuat perlindungan perempuan dan anak, terutama di wilayah-wilayah yang masih minim akses layanan.

"Momentum ini harus kita manfaatkan untuk memperkuat komitmen bersama, memastikan perempuan dan anak-anak di Aceh mendapatkan perlindungan yang layak, tanpa terkecuali," ujar Riswati.

Pertemuan koordinasi ini diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan dari instansi pemerintah, lembaga nonpemerintah, akademisi, hingga perwakilan sektor swasta. 

Diharapkan, melalui sinergi ini, langkah konkret dapat segera diwujudkan untuk memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak di seluruh Aceh.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved