Breaking News

Berita Abdya

Kembangkan Kopi Robusta Lampung, Petani di Abdya Ini Raup Cuan Rp 9 Juta Per Bulan

Kopi itu, ia tanam di lahan pegunungan Lhok Ketapang, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Abdya, seluas satu hektare.

Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
KOPI ROBUSTA LAMPUNG - Said Abbas, petani asal Desa Seuneulop, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) berhasil mengembangkan tanaman kopi jenis Robusta Lampung. Kopi itu, ia tanam di lahan pegunungan Lhok Ketapang, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Abdya, seluas satu hektare. 

Kopi itu, ia tanam di lahan pegunungan Lhok Ketapang, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Abdya, seluas satu hektare.

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Said Abbas, petani asal Desa Seuneulop, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) berhasil mengembangkan tanaman kopi jenis Robusta Lampung.

Kopi itu, ia tanam di lahan pegunungan Lhok Ketapang, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Abdya, seluas satu hektare.

“Alhamdulillah, sekarang sudah menghasilkan, meskipun hanya setengah hektare lebih yang baru bisa dipanen,” kata Said Abbas, kepada Serambinews.com, Rabu (30/4/2025).

Menurut Said Abbas, perawatan kopi jenis ini tidak repot. Hanya, perlu dilakukan pemupukan teratur dan merontokkan sebagian daunnya.

“Palingan yang menjadi ancamannya itu cuma burung, karena buah kopinya dimakan. Kalau yang lain, saya kira enggak ada,” ujar Said Abbas.

Kopi Robusta Lampung ini, jelas Said Abbas, hanya butuh waktu setahun setengah untuk bisa dipanen. Harganya pun lumayan tinggi.

Baca juga: Berkat Pemberdayaan Desa BRILiaN, Olahan Kopi Robusta Sanggabuana Mampu Raih Penghargaan

Ia menyebutkan, panen kopi Robusta Lampung ini dilakukan 10 hari sekali. Dalam satu bulan tiga kali panen. 

Rata-rata, kata Said Abbas, biji kopi yang dihasilkan dari lahan miliknya setiap bulan mencapai 90 bambu.

“Itu pun hanya setengah hektar lebih yang baru bisa kita panen, hasilnya mencapai 90 bambu per tiga kali panen.

Sekarang harganya Rp 100 ribu per bambu di Pasar Blangpidie. Jadi rata-rata penghasilan dari kopi itu Rp 9 juta per bulannya,” ucap Said Abbas.

Ia berharap, lahan-lahan pegunungan masyarakat di Abdya yang tidak dirawat agar dialihkan untuk tanaman kopi, sebab di samping kopi ini tanaman tua , juga sangat menguntungkan bagi petani. (*)

Baca juga: Warkop di Abdya Rata-Rata Pasok Bubuk Kopi dari Banda Aceh, Pelaku Usaha Dukung Rencana Pemkab

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved