Berita Subulussalam

Wali Kota Subulussalam Surati PMKS Minta Kelengkapan Dokumen Perizinan, Humas PT MSB: Dalam Proses

Surat bernomor 500.16.6.4/377/2025 tanggal 9 Mei 2025 itu ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Subulussalam, Nasir perihal Permintaan Dokumen Perizinan

Penulis: Khalidin | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
KOLAM LIMBAH - Lokasi kolam limbah milik Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Mandiri Sawit Bersama (MSB) Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam yang menjadi sorotan masyarakat karena persoalan perizinan. Wali Kota Subulussalam menyurati PMKS tersebut untuk menyerahkan kelengkapan dokumen perizinan kepada Pemko setempat. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Subulussalam mengambil langkah cepat terkait fenomena matinya ikan secara massal di Sungai Lae Batu-Batu. 

Hal itu disampaikan Kepala DLHK Subulussalam, Abdul Rahman Ali saat dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (8/5/2025), terkait kasus hebohnya ikan mati massal di Sungai Lae Batu-Batu, Kota Subulussalam.

Ali mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel air sungai dan ikan mati ke Laboratorium Kimia Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh untuk dianalisis.

Menurut Ali, pascahebohnya ikan mati massal tersebut, DLHK langsung bergerak mengamankan sampel untuk dilakukan pengujian guna mengetahui penyebab kejadian.

“Sudah kami turun ke lokasi dan kami cek, sampel sudah dibawa ke Laboratorium Kimia Unsyiah,” kata Abdul Rahman Ali kepada Serambinews.com.

Lebih jauh, Ali menambahkan, hasil uji laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 14 hari kerja. 

Waktu itu, menurut Ali, tidak bisa diatur untuk dipercepat karena biasa sudah ada jadwal-jadwal pemeriksaan.

Sementara menunggu hasil resmi, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi mengenai penyebab insiden tersebut.

“Intinya kita sudah bergerak, kami minta semua pihak agar menunggu hasil analisa labnya,” ujar Ali seraya mengatakan pihaknya juga telah turun ke perusahaan pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di sekitar Sungai Lae Batu-Batu.

Hingga kini, DLHK belum menyampaikan dugaan awal penyebab kematian ikan tersebut. 

Sungai Lae Batu-Batu diketahui merupakan salah satu sumber air utama bagi warga di kawasan itu.

Sebelumnya, para nelayan tradisional yang menggantung rezeki di Sungai Lae Batu-Batu, Kota Subulussalam dihebohkan akibat temuan ikan mati massal.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (7/5/2025), dan videonya tersebar pada pukul 08.00 WIB, hingga viral di media sosial WhatsApp dan Facebook.

Dalam video yang beredar tampak celetukan nelayan atas temuan ikan mati dalam jumlah besar mengapung di permukaan Sungai Lae Batu-Batu.

Peristiwa tersebut pun mencuat ke publik setelah rekaman video kejadian tersebar ke media sosial hingga diunggah sejumlah melalui media sosial Facebook. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved