Pengakuan Rekan Jokowi di PT KKA, Sama-Sama Sarjana Kehutanan yang Ikut Bangun Taman Pinus di Aceh

Saat itu, Jokowi adalah satu dari sembilan sarjana kehutanan yang diterima bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA), sebuah perusahaan milik negara yang

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
KOLASE SERAMBINEWS.COM
JOKOWI - Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ menceritakan perjalanan dan aktivitas Presiden ke-7 Joko Widodo setelah lulus dari dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

SERAMBINEWS.COM - Polemik mengenai keabsahan ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo semakin hangat ditengah proses hukum yang masih berjalan.

Di tengah kontroversi tersebut, sejumlah pihak yang pernah mengenal langsung Jokowi di masa lalu mulai angkat suara. 

Mereka menyampaikan kesaksian berdasarkan pengalaman pribadi bersama Jokowi, baik di masa pendidikan maupun di awal karier profesionalnya.

Salah satu kesaksian datang dari mantan rekan kerja Jokowi yang pernah bersama-sama bekerja di Aceh pada era 1980-an. 

Saat itu, Jokowi adalah satu dari sembilan sarjana kehutanan yang diterima bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA), sebuah perusahaan milik negara yang beroperasi di kawasan Kabupaten Aceh Utara sejak 1983.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sulistiyo, rekan kerja sekaligus sahabat Jokowi saat bekerja di PT KKA.

Beberapa tahun lalu, Sulistiyo yang ditemui di kediamannya pernah menceritakan pengalamannya saat masih bekerja bersama Jokowi.

Diceritakan Sulistiyo, bahwa ia dan Jokowi marupakan rombongan dari sembilan karyawan PT KKA yang didatangkan dari Jakarta ke Aceh pada 15 Januari 1986.

Sulistiyo masih ingat beberapa nama-nama rombongan yang datang dari Jakarta secara bersamaan kala itu.

Mereka adalah Jokowi, Sulistiyo, Sueb, Bambang Yulianto, Teguh, dan Hari Mulyono.

Baca juga: Sosok Andi Pramaria Teman Seangkatan Jokowi: Saya Kuliah dan Wisuda Bareng di UGM

Semuanya, ujar Sulistiyo, merupakan Sarjana Kehutanan yang berasal dari universitas berbeda.

"Kami semua Sarjana Kehutanan berasal dari universitas berbeda," ujar Sulistiyo pada 16 Juni 2021 silam, dilansir dari Tribun Gayo, Minggu (18/5/2025).

"Saya dari Universitas Mulawarman, Pak Sueb dari IPB, Pak Jokowi dan Pak Hary Mulyono dari UGM, dan Pak Bambang Yulianto dari Universitas Sudirman," sambungnya.

Saat itu, lanjut Sulistiyo, tiga dari Sembilan karyawan ditugaskan untuk membangun pabrik PT KKA di Lhokseumawe.

Sementara Sulistiyo, Jokowi beserta empat orang lainnya ditugaskan ke Aceh Tengah (sebelum dimekarkan menjadi Kabupaten Bener Meriah) untuk melakukan survei potensi dan lokasi pembangunan jalan.

Pria yang akrab dipanggil Pak Sulis itu juga menceritakan, bahwa Jokowi ikut berkontribusi dalam pembangunan Taman Arboretum yang berlokasi di Kampung Bale Atu, Kabupaten Bener Meriah.

Taman yang kini menjadi salah satu objek wisata Bener Meriah tersebut berisi tanaman pinus yang bibitnya berasal dari seluruh dunia.

Proses penanaman bibit Pinus itu dipimpin oleh Jokowi pada 1989-1990, dengan titik lokasi di Kampung Simpang Tiga Redelong, tidak jauh dari Kompleks Perumahan karyawan PT KKA.

Baca juga: Dian Sandi Pengunggah Pertama Foto Ijazah Jokowi Diperiksa Polisi, Sempat Murka ke Roy Suryo

"Dulu kawasan itu sebagai Taman Pinus. Bibitnya berasal dari negara-negara penghasil tanaman Pinus dari seluruh dunia,” jelas Sulistiyo.

"Pak Jokowi memimpin penanaman Pinus tersebut," kenangnya.

Sementara itu, Murizal dan Khalisuddin, penulis buku Jejak Jokowi di  Gayo dalam sebuah diskusi publik yang baru-baru ini digelar di Takengon, Aceh Tengah, juga turut memberikan komentar terhadap polemik ijazah Jokowi yang diduga palsu.

“Untuk mengetahui apakah Joko Widodo benar-benar tamat kuliah di UGM dan memperoleh ijazah, kita bisa menelusurinya lewat pengakuan rekan-rekan kerjanya di PT KKA,", ujar Khalisuddin, yang melakukan wawancara dengan sejumlah mantan karyawan PT KKA di Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk menelusuri rekam jejak Jokowi pada 2014.

"Pada 1986, melamar kerja di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti KKA tentu mensyaratkan ijazah sarjana lengkap dengan legalisir,” sambung Khalisuddin, seperti dikutip dari Tribun Gayo, Sabtu (17/5/2025).

Buku yang ditulis oleh Khalisuddin bersama dengan Murizal Hamzah mendokumentasikan aktivitas awal Joko Widodo setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurut Murizal, Jokowi diterima bekerja bersama sejumlah insinyur muda lainnya dari UGM dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Baca juga: Mustoha Iskandar Teman Seangkatan Tertawa Ijazah Jokowi Dituding Palsu, Ungkap Bukti Foto Kelulusan

Diantaranya adalah Syueb Abuhanifah, Hardi Fitono, Teguh, Sisworo, Hari Mulyono, Prono Jiwo, Bambang, dan Soelistyotomo. 

Sebelum bertugas di Aceh Tengah, mereka menjalani masa orientasi di Perhutani Bogor.

“Kala itu, antar sarjana yang baru lulus pasti saling mengamati siapa yang sudah bekerja, dan aktif berkirim surat mencari informasi lowongan kerja,” kata Murizal.

Selama dua tahun masa pengabdiannya di Aceh Tengah (1986–1988), Jokowi menjabat sebagai Kepala Divisi Konstruksi Perumahan (Housing) di PT KKA

Pada Desember 1986, ia menikah dengan Iriana dan memboyong istrinya ke Aceh Tengah. 

Anak pertama mereka, Gibran Rakabuming Raka, lahir tak lama kemudian pada tahun 1987.

“Jokowi tinggal sekamar dengan Hari Mulyono, yang kemudian menjadi adik iparnya. Saat itu, ia belum dikenal sebagai Jokowi dan masih berkacamata,” ungkap Khalisuddin.

Pada tahun 1988, Jokowi mengundurkan diri dari perusahaan dan kembali ke Solo untuk meneruskan usaha mabel milik keluarganya, sebelum akhirnya menapaki jalan politik.

Baca juga: Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ Ungkap Kiprahnya usai Lulus dari UGM, Orientasi di Bogor: Berkacamata

Seluruh rangkaian cerita tersebut tercatat dan dibukukan dalam Jejak Jokowi di Gayo yang diterbitkan oleh Bandar Publishing pada 2015.

Informasi tersebut berdasarkan kesaksian puluhan rekan kerja Jokowi semasa di Aceh dan diperkuat dengan dokumen-dokumen rekrutmen resmi dari perusahaan.

“Dari jejak sejarah itu jelas, Jokowi menyelesaikan kuliah di UGM dan sah memperoleh ijazah. Fakta-fakta ini bisa diuji dan ditelusuri lewat dokumen rekrutmen serta pengakuan rekan sejawatnya di PT KKA,” tutup Khalisuddin.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved