Sosok Indra Pemilik Ayam Goreng Widuran, Baru Akui Pakai Bahan Non Halal Setelah 52 Tahun Berdiri

Restoran yang berdiri sejak 1973 itu kini ditutup sementara oleh Pemerintah Kota Solo untuk menjalani assessment kehalalan oleh dinas terkait.

Editor: Amirullah
Kolase KOMPAS.com/Labib Zamani || Tangkap layar YouTube Jony Rahardja
KULINER NON HALAL -- (kiri) Rumah makan legendaris ayam goreng Widuran yang berdiri sejak tahun 1973 di Jalan Sutan Syahrir Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah / (kanan) Indra, pemilik Warung Ayam Widuran 

Sebelumnya, restoran ini tidak mencantumkan secara eksplisit bahwa beberapa menunya, seperti ayam goreng kremes, menggunakan bahan non-halal.

Hal ini memicu kekecewaan banyak pelanggan, terutama yang beragama Islam.

Nanang menyebutkan bahwa restoran yang sudah berdiri puluhan tahun itu memiliki pelanggan loyal dari berbagai daerah.

“Pelanggannya ada dari Surabaya, Jakarta, luar kota, luar pulau,” ungkap Nanang yang sudah bekerja selama 10 tahun.

Ia juga menegaskan bahwa mayoritas pelanggan mereka merupakan nonmuslim.

“Mayoritas sini bukan muslim. Nonmuslim (pelanggan),” ucapnya.

Pelanggan Terkejut 

Pencantuman label non-halal membuat masyarakat khususnya para pelanggan ayam goreng Widuran terkejut.

Sebab mereka sudah puluhan tahun menjadi pelanggan rumah makan.

Seorang pelanggan ayam goreng Widuran yang enggan disebut namanya, mengatakan sudah sejak kecil menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.

"Saya pelanggan lama dari kecil. Tidak tahu kalau non-halal," kata dia.

Setelah tahu menggunakan bahan non-halal, warga Solo ini tidak lagi membeli ayam goreng Widuran.

"Sebagai muslim sudah tahu lama dikasih tahu teman-teman. Saya sudah berhenti (tidak membeli ayam goreng Widuran)," ujar dia.

Ia tidak punya keinginan untuk menuntut pemilik rumah makan ayam goreng Widuran ke pihak berwajib karena tidak jujur.

Justru sebaliknya, dengan mencantumkan label tersebut masyarakat tahu bahwa ayam goreng Widuran non-halal.

"Untuk berusaha kita dukung ya. Kasihan juga. Sudah dikasih tahu nonhalal ya sudah orang Islam tidak usah masuk," ucap dia.

Pelanggan lainnya, Pita, mengaku dari sejak sekolah dasar (SD) atau sekitar tahun 1990 menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.

Dia dikenalkan oleh orangtuanya yang juga pelanggan ayam goreng Widuran.

 "Sejak SD saya langganan ayam goreng Widuran. Saya tahunya dari orangtua. Ayam goreng Widuran rasanya gurih," ungkap dia.

Pita mengaku paling suka membeli ayam goreng original plus kremesan. Menurut dia, ayamnya gorengnya rasanya gurih dan enak karena asli ayam kampung.

Meskipun demikian, dirinya menyayangkan pemilik rumah makan yang baru saja mengumumkan bahan yang digunakan non-halal.

"Suka original sama kremes. Kalau dibanding ayam goreng lain memang ayam goreng Widuran lebih gurih enak menggunakan ayam kampung," kata dia.

(Bangkapos.com/TribunSumsel.com/Kompas.com)

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sosok Indra Pemilik Ayam Goreng Widuran Solo, Sudah 52 Tahun Berdiri, Akui Pakai Bahan Non Halal

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ini 5 Minyak Goreng Paling Sehat untuk Memasak

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved