Meuseuraya Akbar 2025

Perlindungan Warisan Budaya Aceh Masih Lemah, Akademisi: Butuh Perhatian Serius dari Pemerintah

perlindungan terhadap warisan budaya Aceh masih lemah secara hukum dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintahh

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews
Workshop Kebudayaan bertema "Membangun Wawasan Sejarah", yang digelar oleh komunitas Masyarakat Peduli Sejarah (MAPESA) di Hotel Safira, Pidie, Selasa (27/5/2025). 

Rangkaian acara bertujuan untuk menggugah kembali kesadaran masyarakat terhadap sejarah dan budaya lokal, sekaligus mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang melindungi situs dan artefak sejarah.

Puncak kegiatan Meuseuraya Akbar dijadwalkan berlangsung pada Rabu (28/5/2025) di Gampong Cot Geunduek, Pidie, dengan agenda utama meuseuraya akbar dan khanduri jeurat.

 Acara ini melibatkan partisipasi masyarakat, tokoh adat, ulama, serta pelajar dan mahasiswa.

Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan duek pakat (musyawarah) pada Kamis (29/5/2025) di Hotel Safira.

Baca juga: Meuseuraya Akbar 2025 Pidie, Serukan Kesadaran Baru terhadap Sejarah Aceh

Forum ini bertujuan menyusun rekomendasi kebijakan konkret untuk penyelamatan situs bersejarah di Pidie, serta memperkuat jejaring antar komunitas pelestari sejarah dan budaya di seluruh Aceh.

Dengan berbagai kegiatan ini, MAPESA berharap agar pelestarian budaya di Aceh tidak hanya menjadi beban komunitas, tetapi juga menjadi tanggung jawab kolektif masyarakat dan pemerintah daerah.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved