Meuseuraya Akbar 2025
Meuseuraya Akbar 2025 Pidie, Serukan Kesadaran Baru terhadap Sejarah Aceh
Ketua Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA), Mizuar Mahdi menegaskan bahwa anggapan selama ini bahwa sejarah Aceh sudah selesai adalah keliru.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Ketua Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA), Mizuar Mahdi menegaskan bahwa anggapan selama ini bahwa sejarah Aceh sudah selesai adalah keliru.
Menurut Mizuar, narasi sejarah Aceh belum lengkap. Apa yang kita tahu tentang sejarah Aceh ternyata jauh lebih sedikit daripada apa yang semestinya sudah diketahui.
"Sejarah Aceh selama ini masih menyisakan banyak celah dan kekosongan, baik dari segi rentang waktu maupun aspek kehidupan masa lalu yang belum tergali secara menyeluruh.
Untuk itu, MAPESA hadir sebagai wadah untuk menggali, mengkaji, serta menghidupkan kembali kesadaran sejarah tersebut," ujar Mizuar Mahdi dalam sambutannya pada pembukaan acara Meuseuraya Akbar di Gedung Meusapat Ureung Pidie, Minggu (26/5/2025) malam.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) WIlayah I Aceh, Piet Rusdi, Inspektorat Kodam Iskandar Muda (Irdam IM), Kapolres Pidie, Dandim 01/02 Pidie, Ketua DPRK Pidie, Ketua TP-PKK Pidie, Ketua Pengadilan Negeri Sigli, Kajari Sigli, Ketua MPU Pidie, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie, serta berbagai elemen masyarakat Pidie lainnya.
Baca juga: Warga Desa Cot Geunduek Sambut Antusias Meuseuraya Akbar Pidie 2025
Bupati Pidie, Sarjani Abdullah melalui Plt. Asisten 1 Pemerintahan, Keistimewaan Aceh, dan Kesejahteraan Rakyat, Setdakab Pidie, Safrizal, SSTP, MEc.Dev menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada MAPESA atas penyelenggaraan rangkaian acara Meuseuraya Akbar 2025 Pidie.
Dia berharap dengan kegiatan ini bisa menumbuhkan minat dan motivasi generasi muda dalam mengenali serta berpartisipasi aktif dalam merawat dan melestarikan budaya dan sejarah yang ada di Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie.
"Oleh karena itu, kita yang mencintai tanah kelahiran Pidie dan Aceh sudah sepatutnya dapat menjaga apa yang telah menjadi warisan leluhur kita.
Semoga kegiatan ini menjadi simbol kekuatan kita dalam menjaga warisan sejarah dan budaya kita," ujar Safrizal dalam sambutannya di Gedung Meusapat Ureung Pidie, Minggu (26/5/2025) malam.
Acara diselingi dengan pembacaan hikayat Aceh oleh Fuadi S Keulayu.
Pembukaan dimulai dengan penabuhan rapai secara bersama oleh para pejabat yang diundang.
Baca juga: Meuseuraya Akbar Tahun 2025, Pidie Menyimpan Ragam Khazanah Peradaban Islam Masa Lalu
Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan pameran yang memuat sekitar 400-an koleksi artefak sejarah, seperti manuskrip, koin dan mata uang kuno, alat-alat rumah tangga, serta senjata kuno.
Ketua Panitia Meuseuraya Akbar, Iskandar Tungang mengatakan pameran artefak sejarah ini diadakan untuk memberikan pengalaman visual dan edukatif kepada pengunjung, agar lebih memahami dan mencintai peninggalan sejarah.
Iskandar menambahkan pameran ini juga akan menampilkan proses dan hasil restorasi situs bersejarah yang dilakukan di Aceh, terutama oleh MAPESA.
Iskandar menjelaskan Meuseuraya Akbar adalah sebuah proses kerja kolaboratif yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Aceh yang berfokus pada restorasi, pemeliharaan, dan sosialisasi situs-situs bersejarah di wilayah Aceh.
Mapesa Gelar Khanduri Jeurat di Pidie, Tradisi di Aceh yang Hampir Punah |
![]() |
---|
MAPESA Peringatkan Warisan Sejarah Pidie Sedang Dijarah, Meuseuraya Akbar 2025 Jadi Tindakan Nyata |
![]() |
---|
Libatkan 14 Tim Perumus, Meuseuraya Akbar Lahirkan Tujuh Rekomendasi dalam Duek Pakat |
![]() |
---|
Pidie Perkuat Identitas sebagai Pusat Peradaban Islam di Asia Tenggara |
![]() |
---|
Mapesa Canangkan Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh, ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.