Meuseuraya Akbar 2025
Mapesa Canangkan Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh, ini Alasannya
Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie dicanangkan sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh oleh Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA)
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM, PIDIE - Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie dicanangkan sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh oleh Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA).
Peresmian ini dilakukan di meunasah Desa Cot Geunduek, Rabu (28/5/2025). Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Pidie, Sarjani Abdullah dan jajarannya.
Peresmian ini dilakukan pada acara puncak Meuseuraya Akbar 2025 Pidie yang dilaksanakan oleh MAPESA dan Beulangong Tanoh dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan, LPDP, dan Dana Indonesiana.
Baca juga: Meuseuraya Akbar 2025 Pidie, Serukan Kesadaran Baru terhadap Sejarah Aceh
Pencanangan ini ditetapkan oleh MAPESA karena banyaknya artefak sejarah yang ditemukan di desa tersebut seperti batu-batu nisan Islam yang berusia ratusan tahun yang mengindikasikan masa-masa kerajaan berdiri di kawasan tersebut, salah satunya Kerajaan Pedir.

Ketua MAPESA, Mizuar Mahdi mengatakan pencanangan ini sudah disepakati bersama mengingat besarnya potensi situs Islam yang menunjukkan peradaban Islam ratusan tahun lalu di Cot Geunduek.
Sebagaimana diketahui, Kerajaan Pedir muncul sebagai salah satu pusat kekuasaan dan penyebaran Islam paling awal di Nusantara, jauh sebelum Kesultanan Aceh Darussalam mencapai puncak kejayaannya.
Baca juga: Temuan Baru Mapesa Dalam Kompleks Pemakaman di Cot Geunduek, Ternyata Penguasa Pelabuhan di Pidie
Kerajaan Pedir — atau sering juga disebut sebagai Kerajaan Pidie — diperkirakan mulai berkembang sejak abad ke-13 hingga awal abad ke-16.
Letaknya yang strategis di jalur pelayaran internasional menjadikan kerajaan ini sebagai pusat perdagangan penting yang ramai disinggahi oleh para pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, hingga Tiongkok.
Komoditas utama yang diperdagangkan antara lain lada, emas, dan hasil bumi lainnya.
Selain sebagai pusat perdagangan, Pedir juga berperan besar dalam penyebaran Islam di kawasan barat Nusantara.
Baca juga: Menyelamatkan Khazanah Sejarah Aceh
Para ulama dan mubaligh dari Timur Tengah banyak yang menetap di sini, menjadikan wilayah kerajaan sebagai pusat pembelajaran agama Islam.
Hal ini membuat Pedir dikenal sebagai salah satu kerajaan Islam terkemuka di masanya.
Setelah peresmian Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh, acara kemudian dilanjutkan dengan Khanduri jeurat di meunasah desa setempat yang dibuka oleh Bupati Pidie, Sarjani Abdullah serta pemberian santunan terhadap sejumlah anak yatim di desa tersebut.(*)
Baca juga: Saat Murid SD dan MI Antusias Mengikuti Tur Anak Meuseuraya Akbar di Situs Sejarah di Pidie
Mapesa Gelar Khanduri Jeurat di Pidie, Tradisi di Aceh yang Hampir Punah |
![]() |
---|
MAPESA Peringatkan Warisan Sejarah Pidie Sedang Dijarah, Meuseuraya Akbar 2025 Jadi Tindakan Nyata |
![]() |
---|
Libatkan 14 Tim Perumus, Meuseuraya Akbar Lahirkan Tujuh Rekomendasi dalam Duek Pakat |
![]() |
---|
Pidie Perkuat Identitas sebagai Pusat Peradaban Islam di Asia Tenggara |
![]() |
---|
Temuan Baru Mapesa Dalam Kompleks Pemakaman di Cot Geunduek, Ternyata Penguasa Pelabuhan di Pidie |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.