Meuseuraya Akbar 2025
Libatkan 14 Tim Perumus, Meuseuraya Akbar Lahirkan Tujuh Rekomendasi dalam Duek Pakat
Duek pakat merupakan kegiatan pamungkas dilaksanakan dalam Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nur Nihayati
Duek pakat merupakan kegiatan pamungkas dilaksanakan dalam Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI- Kegiatan Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie, yang digelar dalam duek pakat di Hotel Safira Gampong Blang Paseh, Kecamatan Kota Sigli, Kamis (29/5/2025), melahirkan tujuh rekomendasi sebagai terobosan menyelamatkan peninggalan sejarah.
Duek pakat merupakan kegiatan pamungkas dilaksanakan dalam Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie
Tercatat 14 orang sebagai masuk sebagai tim perumus dalam duek pakat tersebut.
Baca juga: Saat Murid SD dan MI Antusias Mengikuti Tur Anak Meuseuraya Akbar di Situs Sejarah di Pidie
Adalah Dr Heri Fajri MPd, (akademisi), Abdul Hadi MPd (budayawan)
Azhari Ayyub (sastrawan), Zainal Arifin M Nur (Pemred Serambi Indonesia) dan
Umar Mahdi, SH MH (akademisi).
Lalu, Taqiyuddin Muhammad (sejarawan), Tarmizi A Hamid (kolektor), Hermansyah MTh MA Hum (akademisi), Masykur Syafruddin (pedir museum), Iskandar, SSn MSn (akademisi), Dr Dedi Afriadi (akademisi), Mizuar Mahdi (ketua Mapesa)
Khalid Muttaqin (komunitas beulangong tanoh) dan Amarullah (koordinator duek pakat).
Duek pakat itu memberikan rekomendasi kepada Pemerintah RI c/q Menteri Kebudayaan RI, Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie.
Bahwa, komitmen bersama masyarakat Pidie untuk melestarikan warisan sejarah.
Selanjutnya, pemerintah daerah menyediakan perangkat penyelamatan pelestarian sejarah berupa qanun, terkait perlindungan cagar budaya, pelestarian warisan benda dan tak benda.
Juga kebudayaan islam di Pidie atau kebijakan Daerah lainnya.
Berikutnya, pengarusutamaan Pedir Darul Amni, penaskahan, arsitektur; artefak etnografi, kerajinan tradisional dan lanskap budaya. Kemudian penguatan peran aktif pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian cagar budaya, menginventarisasi/pendataan, klasifikasi warisan sejarah Pidie berupa benda dan takbenda.
Kemudian, adanya master plan secara bertahap berupa roadmap sejarah Pidie dan penulisan historiografi Pidie secara ilmiah dengan melibatkan unsur sejarawan dan sumber daya budaya, penguatan ekosistem dan sumber daya budaya, menjadikan Pidie sebagai pusat peradaban islam Asia Tenggara.
Selain itu, kegiatan duek pakat sempat berkembang masukan dari peserta, agar Kabupaten Pidie memiliki satu mesium untuk menyimpan ragam benda budaya sebagai peninggalan sejarah.
Juga membangun akses jalan yang bagus ke lokasi makam raja maupun ulama tempo dahulu.
Mapesa Gelar Khanduri Jeurat di Pidie, Tradisi di Aceh yang Hampir Punah |
![]() |
---|
MAPESA Peringatkan Warisan Sejarah Pidie Sedang Dijarah, Meuseuraya Akbar 2025 Jadi Tindakan Nyata |
![]() |
---|
Pidie Perkuat Identitas sebagai Pusat Peradaban Islam di Asia Tenggara |
![]() |
---|
Mapesa Canangkan Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh, ini Alasannya |
![]() |
---|
Temuan Baru Mapesa Dalam Kompleks Pemakaman di Cot Geunduek, Ternyata Penguasa Pelabuhan di Pidie |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.