Konflik Rusia dan Ukraina
Trump Membara! Sebut Putin 'Bermain Api' dan 'Gila' di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina
“Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal buruk sudah akan terjadi di Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK. Dia ber
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
Trump Membara! Sebut Putin 'Bermain Api' dan 'Gila' di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina
SERAMBINEWS.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menyusul dengan meningkatnya ketegangan perang di Ukraina.
Trump menyebut bahwa Putin “bermain api” karena menolak terlibat dalam negosiasi gencatan senjata, sementara pasukan Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran di wilayah timur laut Ukraina.
“Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal buruk sudah akan terjadi di Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK. Dia bermain api,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, Selasa (27/5/2025).
Trump juga menyebut Putin “benar-benar gila” dalam unggahan sebelumnya, setelah Rusia melancarkan salah satu serangan udara paling mematikan sejak perang dimulai pada 2022.
Meskipun Trump dikenal memiliki hubungan dekat dengan Putin, kali ini ia tampak menunjukkan kekecewaan yang mendalam terhadap sang pemimpin Rusia.
Baca juga: Berikut Jadwal, Niat, dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah 2025, Raih Pahala Besar Menjelang Idul Adha
Medvedev Balas Trump: “Yang SANGAT BURUK Itu Perang Dunia III!”
Pernyataan Trump langsung dibalas oleh pejabat tinggi keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.
Dalam sebuah unggahan di media sosial X (dulu Twitter), Medvedev menanggapi sindiran Trump soal “hal-hal sangat buruk” yang bisa terjadi di Rusia.
“Saya hanya tahu satu hal yang SANGAT BURUK, Perang Dunia III. Saya harap Trump memahami ini,” tulis Medvedev dalam bahasa Inggris.
Baca juga: Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral
Rusia Masih Menunda Gencatan Senjata
Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Putin dan Trump dikabarkan melakukan panggilan telepon selama dua jam.
Putin mengklaim Rusia siap berdiskusi soal perjanjian damai dan gencatan senjata.
Namun hingga kini, belum ada langkah konkret dari pihak Moskow.
Amerika Serikat, Ukraina, dan negara-negara Eropa mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata setidaknya selama 30 hari tanpa syarat.
Namun juru bicara Kremlin mengatakan mereka masih menyusun memorandum dan belum tahu kapan pembahasan bisa rampung.
Pemerintah Ukraina menilai Rusia sedang “bermain waktu” sambil terus menyerang wilayah-wilayah baru.
Baca juga: Tung Tung Tung Sahur! Anomali Kocak Asal Indonesia Ini Bikin Dunia Kecanduan
Rusia Rebut Empat Desa di Sumy
Di medan perang, pasukan Rusia dilaporkan telah merebut empat desa di wilayah Sumy, Ukraina timur laut: Novenke, Basivka, Veselivka, dan Zhuravka.
Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Gubernur Sumy, Oleh Hryhorov, melalui unggahan Facebook.
“Musuh terus berupaya maju dengan tujuan mendirikan apa yang disebut ‘zona penyangga’,” tulis Hryhorov.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan telah menguasai desa Bilovody, yang menandakan adanya perluasan wilayah serangan mereka.
Wilayah Sumy cukup strategis karena berbatasan langsung dengan Rusia, dan hanya berjarak sekitar 30 km dari perbatasan.
Tahun lalu, Ukraina sempat menggunakan Sumy sebagai basis serangan ke wilayah Kursk, Rusia.
Namun sejak April, sebagian besar wilayah tersebut kembali dikuasai oleh pasukan Rusia.
Baca juga: Harga Emas Tergelincir Setelah Trump Ubah Haluan! Perang Dagang Ditunda, Gejolak Masih Mengintai!
Taktik Baru Rusia: Sepeda Motor dan Drone
Menurut pejabat militer Ukraina, Rusia kini menggunakan taktik baru di medan perang.
Mereka mengirim pasukan dalam kelompok kecil menggunakan sepeda motor dan drone pengintai untuk menyerang lebih cepat dan diam-diam.
Serangan ini memperluas tekanan militer Rusia ke berbagai wilayah secara bersamaan, tidak hanya di Donetsk timur, tapi juga Sumy, Kharkiv, dan Zaporizhzhia.
Ukraina dan AS Terus Berusaha, Tapi Hasil Masih Minim
Trump sejauh ini belum mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, meski para pejabat Gedung Putih mengatakan sanksi sudah disiapkan dan bisa diberlakukan sewaktu-waktu.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak AS untuk segera meningkatkan bantuan militer.
“Ada banyak bukti bahwa mereka (Rusia) sedang mempersiapkan operasi ofensif baru. Rusia mengandalkan perang lebih lanjut,” ujar Zelenskyy pada hari Senin.
Baca juga: Donald Trump Perintahkan Tutup Pintu Harvard untuk Mahasiswa Internasional, Apa Dampak bagi Kampus?
Ukraina juga membalas dengan meluncurkan puluhan drone jarak jauh ke wilayah Rusia, menyebabkan beberapa bandara di Moskow sempat ditutup.
Harapan pada Diplomasi, Tapi Jalan Masih Panjang
Meski retorika terus memanas, baik dari pihak Trump, Putin, maupun pejabat lainnya, sebagian pengamat berharap diplomasi masih mungkin dilakukan.
Namun, prosesnya tampaknya akan panjang, terutama jika Rusia terus memperluas wilayah serangan sambil menunda proses gencatan senjata.
Dunia kini menanti apakah tekanan internasional, termasuk dari Trump sendiri, cukup kuat untuk mendorong Putin kembali ke meja perundingan sebelum konflik ini semakin tak terkendali.
Baca juga: Harga Emas Terkapar! Trump Bikin Pasar Goyang dengan Manuver Mengejutkan
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)
3 Tahun Perang, Presiden Rusia & Ukraina Akhirnya Siap Bertemu 2 Pekan Lagi |
![]() |
---|
Janji Damai Omong Kosong? Putin Sebut Ingin Damai, Tapi Malam Itu Juga Ukraina Dibombardir 270 Drone |
![]() |
---|
KTT Trump-Putin Gagal Total! Tak Ada Gencatan Senjata, Ukraina Masih Terjebak Perang! |
![]() |
---|
Trump dan Putin Bertemu di Alaska, Bahas Gencatan Senjata Ukraina dan Kesepakatan Nuklir Baru |
![]() |
---|
Serangan Rudal Besar-besaran Rusia, 31 Warga Ukraina Tewas, 159 Luka-luka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.