Kupi Beungoh

Mengupas Potensi Ancaman Koperasi Merah Putih

Di tengah-tengah ketimpangan sosial yang semakin menonjol, koperasi merah putih menawarkan harapan baru dengan model ekonomi kerakyatan.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Pegiat hukum, Irfan Maulana SH 

Jika tidak digunakan sistem pengawasan internal dan eksternal yang kuat bersama laporan keuangan yang transparan, maka terjadinya penyalahgunaan wewenang pada Koperasi Merah Putih sangatlah mudah, hal tersebut akan membuka celah manipulasi, penipuan, hingga kredit fiktif yang merugikan koperasi secara kolektif.

Terjadinya praktik korupsi akan berakhir pada terjadinya kerugian secara finansial hingga menyebar ke aspek yang lebih fundamental yaitu hilangnya kepercayaan publik.

Koperasi yang didirikan atas dasar kepercayaan secara kolektif akan runtuh ketika anggotanya merasa dirugikan oleh kelompok pengurus.

Demikianlah hal itu menyebabkan Koperasi Merah Putih harus menyadari sejak awal mengenai pentingnya pencegahan korupsi dengan menjalankan sistem operasional yang transparan, audit independen, serta melakukan pengawasan internal aktif oleh anggota.

3. Kalah Saing dengan Lembaga Keuangan Digital

Koperasi Merah Putih hadir di tengah sistem ekonomi yang penuh persaingan, lembaga keuangan berbasis digital seperti fintech, bank digital, dan aplikasi peminjaman yang beroperasi secara daring mulai merajai pasar karena memiliki keunggulan, antara lain layanan cepat, akses mudah hanya dari genggaman, dan terus berinovasi.

Lembaga model ini sangat fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di era modern.

Maka dari itu, jika Koperasi Merah Putih masih menggunakan cara konvensional tanpa memanfaatkan sistem digitalisasi, maka akan terancam tertinggal dan tidak relevan lagi bagi anggotanya, khususnya generasi muda yang lebih maju secara teknologi.

Keterlambatan dalam mengikuti perkembangan teknologi dapat menyebabkan minat anggota menurun, bisnis merosot, dan kepercayaan masyarakat pun hilang.

Oleh karena itu, koperasi perlu berani berinovasi dengan mengadopsi sistem digital, menawarkan produk berbasis aplikasi, dan menciptakan penawaran yang kompetitif agar tetap bertahan di lanskap keuangan yang serba digital dan dinamis.

4. Intervensi Politik : Racun Organisasi

Salah satu bahaya tersembunyi yang banyak tidak disadari di dalam badan koperasi adalah intervensi politik.

Koperasi Merah Putih yang seharusnya menjadi lembaga ekonomi berbasis gotong royong pun justru sangat rentan disusupi oleh kepentingan politik praktis.

Selama aktor-aktor politik melakukan campur tangan dalam proses pengambilan keputusan atau penentuan kepengurusan, orientasi koperasi pun bisa bergeser dari kepentingan anggota ke kepentingan segelintir elit atau kelompok tertentu.

Dengan demikian, keputusan strategis tidak lagi mencerminkan aspirasi kolektif, tetapi untuk kepentingan politik jangka pendek. Dampak intervensi politik ini sangat membahayakan, seperti timbul konflik internal, polarisasi anggota, bahkan stagnasi program kerja.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Adu Sakti

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved