Ekonomi

Proyeksi Pertumbuhan Syariah Turun, BI Revisi Pembiayaan Syariah Hanya 8 sampai 11 Persen Pada 2025

Terlebih, proyeksi pertumbuhan syariah juga diperkirakan menurun dari sebelumnya di kisaran 4,8 sampai 5,6 persen menjadi 5,4 persen.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Tribunnews.com
GEDUNG BI - Proyeksi Pertumbuhan Syariah Turun, BI Revisi Pembiayaan Syariah Hanya 8 sampai 11 Persen Pada 2025 

Proyeksi Pertumbuhan Syariah Turun, BI Revisi Pembiayaan Syariah Hanya 8 sampai 11 Persen Pada 2025

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Di tengah tekanan ekonomi global yang terus membayangi, Bank Indonesia (BI) menyesuaikan proyeksi pertumbuhan pembiayaan syariah nasional. 

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono menyampaikan bahwa pihaknya merevisi pembiayaan syariah menjadi 8 sampai 11 persen dari target sebelumnya 11 sampai 13 persen.

"Proyeksi dari pembiayaan syariah kita itu kita revisi menjadi antara 8 sampai 11 persen. Kemudian juga ini kan juga terkait dengan proyeksi PDB-nya yang bergerak jadi antara 4,6 sampai dengan 5,4 persen," kata Imam saat Taklimat Media, Rabu (4/6/2025), dilansir dari Tribunnews.com.

Imam mengatakan, perubahan pembiayaan syariah ini sebagai dampak dari tegangan ekonomi global.

Terlebih, proyeksi pertumbuhan syariah juga diperkirakan menurun dari sebelumnya di kisaran 4,8 sampai 5,6 persen menjadi 5,4 persen.

"Jadi kalau dikatakan bahwa apakah ada dampak global? Sudah pasti, jadi artinya dampak global dan ekonomi ini sebenarnya supatnya umum, baik itu berdampak kepada syariah maupun konvensional," jelas dia.

Meski demikian, Imam tetap optimis bahwa sektor ekonomi syariah akan terus tumbuh. 

Penyesuaian target ini bukan berarti pesimisme, melainkan bentuk antisipasi yang realistis untuk menjaga momentum pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

Karenanya, Imam menegaskan literasi keuangan sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah.

"Ketika literasi itu meningkat dan kemudian inklusi rendah. Jadi ada yang menarik, kalau di konvensional itu inklusi lebih tinggi dibandingkan literasi. Tapi kalau di syariah itu literasi yang tinggi tapi inklusinya yang kemudian belum tinggi," papar dia.

Berdasarkan paparannya, pemulihan ekonomi syariah domestik antara lain didukung oleh sektor unggulan halal valve chain yang tumbuh meningkat menjadi 4,0 persen (yoy) pada tahun 2024, dengan pangsa terhadap PDB meningkat menjadi sebesar 25,45 persen.

Sementara kinerja perbankan syariah tumbuh 9,87 persen pada 2024. 

Dari sisi keuangan sosial, dukungan pemerintah melalui instrumen CWLS terus berlanjut, dengan volume mencapai Rp 1,16 triliun dan terus meningkat. (ar)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved