Berita Pidie

Khatib Idul Adha di Sigli Ini Ingatkan Pentingnya Dialog Orangtua dan Anak, Seperti Ibrahim & Ismail

Dr Damanhur mengisahkan hal ini saat menjadi khatib shalat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Falah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Jumat (6/6/20

|
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL     
KHUTBAH IDUL ADHA - Dr Damanhur Lc MA mengisi khutbah Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli, Pidie, Jumat (6/6/2025). 

Dr Damanhur mengisahkan hal ini saat menjadi khatib shalat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Falah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Jumat (6/6/2025).

Laporan Idris Ismail | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI – Ketua Baitul Mal Kabupaten (BMK) Lhokseumawe, Dr Damanhur Lc MA, menyampaikan pelajaran berharga tentang pentingnya dialog dalam menyelesaikan masalah. 

Ia mencontohkan kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail.

Dr Damanhur mengisahkan hal ini saat menjadi khatib shalat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Falah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Jumat (6/6/2025).

Dalam khutbah sekitar 25 menit tersebut, pakar ekonomi syariah itu menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga.

Hal ini sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim yang tetap menanyakan pendapat Ismail, meski masih anak-anak dan merupakan perintah Allah untuk menyembelih anak tunggalnya itu. 

“Dialog antara ayah dan anak ini menjadi kunci terlaksananya perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan,” ujar Dr Damanhur.

Baca juga: VIDEO Ratusan Warga Aceh Singkil Duduki Empat Pulau Sengketa, Tolak Keputusan Pemindahan ke Sumut

Ia menjelaskan, Idul Adha merupakan momentum kemenangan dalam bersyukur atas nikmat harta dengan cara berkurban, sebagai bentuk ibadah sosial yang mendalam.

Menurutnya, kurban tidak sekadar menyembelih hewan, tetapi juga bentuk ketakwaan dan kepasrahan total kepada Allah SWT.

Dr Damanhur mengisahkan bagaimana Nabi Ibrahim AS menghadapi ujian berat, mulai dari dibenci oleh Raja Namrud karena menghancurkan berhala, hingga harus dibakar hidup-hidup.

Namun, atas kuasa Allah, api yang membakar Nabi Ibrahim berubah menjadi dingin dan sejuk  karena keimanan yang teguh.

"Keteguhan hati Nabi Ibrahim menjadi pelajaran penting, bahwa jangan menggantungkan harapan pada manusia, tetapi hanya kepada Allah SWT," pesannya. 

Ia juga mengingatkan, Nabi Ibrahim baru mendapatkan keturunan pada usia 80 tahun, setelah menikah dengan Siti Hajar.

Baca juga: Hangatnya Silaturahmi Idul Adha, Bupati Aceh Timur Al-Farlaky Gelar Open House dan Santuni Yatim

Ketika diperintahkan untuk meninggalkan istri dan anaknya di padang tandus, Siti Hajar tetap tegar menjalani kehidupan bersama Ismail, anak yang sabar dan saleh.

Puncaknya, ketika Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih Ismail lewat mimpi yang datang berturut-turut.

Nabi Ibrahim tetap melibatkan Ismail dalam dialog sebelum melaksanakan perintah tersebut. Ismail pun menyambutnya dengan penuh keikhlasan.

"Ini bukti betapa pentingnya dialog dalam keluarga, terutama antara orang tua dan anak. Jangan sampai pola pengasuhan tanpa komunikasi membuat orang tua dan anak berjalan sendiri-sendiri," katanya.

Sebagai penutup, Dr Damanhur mengajak umat Islam untuk meneladani keluarga Nabi Ibrahim AS dalam membina keluarga yang sukses dan harmonis.

“Jadikan anak sebagai teman sejati di masa tua, baik dalam suka maupun duka,” pesannya. (*)

Baca juga: Mobil Hias Ramaikan Malam Takbiran Idul Adha di MRB Banda Aceh, Ini Daftar Juaranya

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved