Anak Muda Aceh Antara Gelar dan Realita: Dari Panggung Wisuda Menuju Barisan Pengangguran

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh BPVP tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis lulusan, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri dan kesiapan mereka menghadapi persaingan ketat di dunia kerja. Model pelatihan yang adaptif dan berfokus pada kebutuhan riil lapangan ini menjadi alternatif yang menjanjikan dibandingkan dengan sistem pendidikan formal yang masih kerap terjebak dalam teori tanpa praktik yang memadai.

Lebih dari itu, BPVP juga membuka peluang kerja yang lebih luas melalui jaringan kemitraan dengan berbagai perusahaan lokal dan nasional. Dengan begitu, peserta pelatihan tidak hanya mendapat ilmu dan keterampilan, tetapi juga akses langsung ke peluang kerja. Ini merupakan langkah strategis untuk memutus rantai pengangguran yang selama ini menjadi masalah kronis di kalangan anak muda Aceh.

Baca juga: Kolaborasi Aceh-Sumut Menuju Indonesia Emas - Refleksi Hari Kewirausahaan Nasional 2025

Penutup: Saatnya Mengubah Arah

Anak muda Aceh tidak kekurangan semangat atau potensi. Mereka hanya butuh sistem yang berpihak pada realita. Bukan sekadar kampus yang mencetak gelar, tapi lembaga pendidikan yang betul-betul menyiapkan masa depan.

Dunia kerja pun harus membuka mata dan memberi ruang bagi anak-anak negeri sendiri. Karena ijazah tak seharusnya berakhir sebagai simbol kecewa, melainkan sebagai awal dari langkah yang nyata.

Banda Aceh, 9 Juni 2025

Penulis Siti Nurramadani adalah Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI