Profil Hendry Lie Divonis 14 Tahun Penjara, Nikmati Uang Korupsi Timah Rp 1,05 Triliun

Tak hanya itu, Hendry Lie juga dijatuhi hukuman pidana tambahan, yakni membayar uang pengganti sebesar Rp 1,052 triliun.

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUN MAKASSAR
KORUPSI TIMAH - Petugas membawa pengusaha Hendry Lie (tengah) menuju ke mobil tahanan usai diperiksa di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (19/11/2024). 

Adapun hal yang memberatkan adalah perbuatan terdakwa Hendry Lie tidak mendukung program pemerintah dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. 

 
Perbuatan terdakwa juga menyebabkan kerugian negara yang sangat besar, termasuk kerugian negara dalam bentuk kerusakan lingkungan yang sangat masif. Selain itu, terdakwa juga dinilai telah menikmati hasil tindak pidananya. 

Adapun satu-satunya hal yang meringankan adalah terdakwa belum pernah dihukum. 

Seusai mendengarkan vonis majelis hakim tersebut, terdakwa Hendry Lie bersama penasihat hukumnya dan jaksa penuntut umum menyatakan masih pikir-pikir. 

”Pikir-pikir, ya. Baik, karena terdakwa dan penuntut umum menyatakan pikir-pikir di depan persidangan, putusan ini masih belum mempunyai kekuatan hukum, sidang kami nyatakan ditutup,” kata hakim Toni Irfan sambil mengetuk palu sidang.

Baca juga: SOSOK dan Profil Restu Widiyantoro yang Kini Jadi Dirut PT Timah, Pernah Danrem 022/PT

Profil Hendry Lie

Hendry Lie merupakan pemilik maskapai PT Sriwijaya Air. 

Dikutip dari situs resminya, PT Sriwijaya Air pertama kali didirikan Chandra Lie, Hendry Lie Johannes Bunjamin dan Andy Halim pada 10 November 2002.

Pria kelahiran Pangkal Pinang tahun 1965 ini sempat menggeluti usaha garmen sebelum memutuskan berkecimpung di bisnis maskapai.

Hendry Lie merupakan kakak dari Chandra Lie, sementara Andy Halim dan Fandy Lingga merupakan adik-adiknya.

Adapun beberapa tenaga ahli yang disebut turut merintis berdirinya Sriwijaya Air antara lain Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.

Dalam sejarah perusahaan, pesawat Sriwijaya Air tipe Boeing 737-200 memulai penerbangan pertamanya dari Jakarta - Pangkal Pinang, Jakarta - Jambi dan Jakarta - Pontianak. 

Sriwijaya Air juga berhasil memiliki beberapa anak perusahaan yang meliputi, NAM Air, Sekolah Penerbangan National Aviation Management, National Aircrew Management, National Aircraft Maintenance dan Negeri Aksara Mandiri.

Dikutip dari sriwijayaair.co.id, Hendry Lie mendirikan perusahaan tersebut bersama kakaknya Chandra Lie dan Johannes Bunjamin, serta Andy Halim.

Sriwijaya Air memulai bisnisnya dengan satu Boeing 737-200. Beberapa ahli yang ikut merintis berdirinya Sriwijaya Air adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, dan Suwarsono.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved