Jurnalisme Warga
Pantai Batee Puteh Aceh Selatan Kian Eksotis dan Memesona
Masyarakat di kabupaten penghasil pala ini sangat kental dengan adat istiadat dan budayanya. Kabupaten ini juga sering menjuarai Pekan Kebudayaan Aceh
IRWANDI, S.HI., M.H., Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Syiiah Kuala dan Pengurus Forum PRB Aceh, melaporkan dari Meukek, Aceh Selatan
Penduduk Aceh Selatan terdiri atas berbagai suku, yaitu Aceh, Anuek Jamee, dan Kluet. Demikian pula bahasanya.
Masyarakat di kabupaten penghasil pala ini sangat kental dengan adat istiadat dan budayanya. Kabupaten ini juga sering menjuarai Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang dihelat empat tahun sekali.
Daerah ini memang kaya akan sumber daya alam yang menarik untuk dikunjungi karena pemandangan alam yang sangat indah dan memesona, baik wisata alamnya berupa gunung, maupun wisata baharinya.
Banyak pula pulau nan indah serta gunung menakjubkan di kabupaten ini sehingga membuat wisatawan makin betah berlama-lama berada di kawasan wisatanya.
Salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi turis selama ini adalah Pantai Batee Puteh di Gampong Lhok Aman, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Pantai Ini tak bosan-bosannya kita kunjungi karena daya tariknya berupa hamparan batu putih yang dimuntahkan dari dasar laut, lalu diangkat ke permukaaan oleh ombak sehingga membuat hamparan pantainya begitu indah dan berkilau.
Kawasan ini berjarak 406 kilometer dari Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh dan hanya 22 kilometer dari Tapaktuan, ibu kota Kabupaten Aceh Selatan. Ini merupakan lokasi yang strategis. Apalagi posisinya persis di pinggir jalan nasional Meulaboh-Tapaktuan, lebih kurang 500 meter dari pusat perkampungan, Lhok Aman.
Nama Batee Puteh yang ditabalkan untuk pantai itu karena lautnya dipenuhi bebatuan berwarna putih. Batu putih itu diangkat dari dasar laut oleh ombak kemudian diempaskan ke daratan sehingga membentuk hamparan yang sangat indah di tepian pantai.
Pantai Batee Puteh dengan beragam daya tariknya membuat pengunjung seperti terhipnotis untuk terus berlama-lama di tempat ini.
Tradisi ‘meurumok’
‘Meurumok’ (makan bersama) atau ‘meuramin’ dengan keluarga, teman, dan kerabat juga sangat tepat dilaksanakan di lokasi ini.
Hari demi hari, objek wisata Pantai Batee Puteh semakin menjadi pilihan utama untuk rekreasi bersama sambil menikmati kuliner yang sudah disiapkan dari rumah untuk disantap di tepi pantai. Dinikmati sambil melihat pemandangan yang indah serta memilih batu putih yang bagus untuk dibawa sebagai oleh-oleh dari gampong setempat.
Selain itu, ada juga spot memancing di tebing yang tinggi dekat pantai sambil menunggu waktu makan siang. Ikan hasil pancingan tersebut menjadi menu makanan untuk dinikmati bersama keluarga sehingga rekreasinya semakin seru dan berkesan.
Pengunjung dapat pula berswafoto di spot yang sedang viral belakangan ini, yakni lokasi dengan latar belakang dinding batu. Tempat ini juga sangat ideal untuk bermain air.
Tradisi ‘meurumok’ (bahasa Aceh Selatan) kerap pula dilakukan pengunjung di pantai ini pada saat liburan panjang, menjelang puasa Ramadhan, momen tolak bala, dan hari-hari besar lainnya.
Untuk ‘meurumok’ ini bekal makanannya sudah disiapkan dari rumah, lalu dibawa ke pantai untuk dinikmati bersama keluarga besar, teman, dan saudara. Ada kalanya pengunjung membakar ikan atau memasak langsung kuliner ala barbeku di lokasi rekreasi ini.
Tradisi seperti ini terus dilakoni oleh masyarakat Aceh Selatan sebagai upaya untuk mempererat silaturahmi dan keakraban antarsesama yang selama ini jarang bertemu. Sehingga, dengan ‘meurumok’ ini, canda, tawa, dan rindu yang mendalam selama ini terobati dan terkenang sepanjang masa.
Jadi ‘bungong jaroe’
Batu putih di hamparan Pantai Batee Puteh tak sebatas untuk dinikmati pesonanya, tetapi juga menjadi sumber pendapatan masyarakat. Batu putih di pinggir pantai biasanya dipilih oleh masyarakat dan dimasukan ke dalam karung sesuai ukuran.
Batu putih ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Aceh Selatan, bahkan dari luar kabupaten dan lintas provinsi, untuk ditabur di atas makam, tradisi setiap menyambut Ramadhan, meugang, dan saat ziarah kubur pada Lebaran Idulfitri maupun Iduladha. Setelah ditaburi batu putih, makam terlihat seperti memancarkan kilau dan terlihat baru.
Batu putih ini bisa dipilih sendiri oleh pengunjung sesuai dengan keinginan dan ukuran yang ia butuhkan. Batuannya berhamparan di tepi pantai. Tinggal pungut saja.
Jika pengunjung tidak berkesempatan untuk memilih sendiri batu-batu putih tersebut, ada juga yang sudah disediakan oleh masyarakat setempat dan sudah digonikan.
Batuan berkualitas yang sudah disortir paling murah Rp15.000 dan paling mahal Rp100.000/karung. Perbedaan harga ini tergantung dari ukuran batu. Semakin kecil ukurannya, semakin mahal harganya.
Batu putih dari Pantai Batee Puteh juga menjadi material untuk hiasan di halaman rumah, penghias pot bunga, dan untuk bahan baku bangunan.
Untuk kelestarian Pantai Batee Puteh, masyarakat dan pengujung sangat kita harapkan partisipasinya menjaga keindahan alam di Gampong Lhok Aman guna diwariskan kepada anak cucu kita.
Selama ini masyarakat setempat sangat aktif mengawal dan memelihara lingkungan di kawasan ini agar tidak rusak. Masyarakat melarang keras penggalian pasir dan kerikil dengan alat berat yang selanjutnya dimobilisasi dengan truk.
Biarlah alam yang menjaga keseimbangannya sendiri dengan senantiasa melimpahkan rezeki secara alami untuk kepentingan manusia. Contohnya, batu putih yang didorong ombak dari lautan ke bibir Pantai di Kawasan ini, tetap bisa dimanfaatkan tanpa merusak alam dan manfaatnya bisa dirasakan secara turun-temurun.
Mari menjaga lingkungan Pantai Batee Puteh agar terawat dengan baik. Pengunjung ke pantai ini wajib mengikuti berbagai aturan, termasuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam dan kebersihan.
Jika kita sama-sama menjaga alam, insyaallah pesona Pantai Batee Puteh akan terus memancar, semakin indah, dan memesona.
Nominasi API Award
Perlu saya informasikan juga bahwa Pantai Batee Puteh merupakan destinasi wisata terbaik Provinsi Aceh yang lolos ke tingkat nasional dalam kategori “Surga Tersembunyi”.
Lolosnya objek wisata ini ke tingkat ke nasional berkat kerja keras, kerja cerdas, dan totalitas dari Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Selatan yang didaftarkan ke panitia seleksi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025 di Jakarta.
Dalam seleksi tersebut, Pantai Batee Puteh satu-satunya yang lolos dalam kategori destinasi “Surga Tersembunyi” dari Aceh.
Pantai Batee Puteh layak masuk 10 nomine terbaik tingkat nasional dan siap bersaing untuk mendapat juara 1 tingkat nasional.
Pembukaan pemilihan secara voting dibuka mulai tanggal 1 Juni–30 September 2025 sesuai jadwal yang ditetapkan Panitia API Award 2025.
Mohon doa dukungan masyarakat Aceh Selatan, Aceh, dan Indonesia untuk memilih Pantai Batee Puteh. Ini ajang promosi wisata Aceh di tingkat nasional, semoga Pantai Batee Puteh mendapat juara terbaik. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.