Breaking News

Mengenal Stevens Johnson Syndrome, Penyakit Autoimun yang Dikaitkan dengan Perubahan Wajah Jokowi

Sindrom Steven Johnson atau Stevens Johnson Syndrome tahap awal dapat mencakup gejala mirip flu, seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, atau nyeri

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
ST/Tribun Solo
PENYAKIT JOKOWI - Tangkapan layar momen Jokowi merayakan ulang tahunnya yang ke-64 bersama warga di rumahnya di Solo, Sabtu (21/6/2025) dengan kondisi wajah yang terlihat berbeda dari biasanya. Kondisi yang dialami Jokowi ini pun dikaitkan dengan Stevens Johnson Syndrome. 

Reaksi tersebut pada awalnya memunculkan gejala menyerupai flu, diikuti ruam merah diikuti rasa nyeri.

Ruam tersebut menyebar dan melepuh, kemudian lapisan atas kulit yang terkena akan mati, mengelupas, dan mulai pulih setelah beberapa hari.

Gejala Stevens Johnson Syndrome

Sindrom Steven Johnson atau Stevens Johnson Syndrome tahap awal dapat mencakup gejala mirip flu, seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, atau nyeri sendi. 

Gejala tersebut muncul beberapa hari sebelum ruam, biasanya berlangsung selama satu hingga tiga hari, menurut Mayo Clinic.

Baca juga: Perbedaan Alergi Kulit dan Stevens Johnson Syndrome, Fakta Penyakit yang Diisukan Menyerang Jokowi

Beberapa hari kemudian, ruam kulit dapat muncul di bagian tubuh mana pun, biasanya diikuti sensasi seperti terbakar matahari atau lesi.

Beberapa gejala lain biasanya akan muncul segera setelah gejala awal.

Dilansir dari dalam Johns Hopkins Medicine, berikut gejala-gejala lain yang dirasakan oleh penderita Stevens Johnson Syndrome.

  • Lepuh pada kulit, mulut, mata, hidung dan alat kelamin
  • Mengelupas kulit setelah lepuh terbentuk
  • Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan pada kulit
  • Pembengkakan pada mulut, bibir, tenggorokan, lidah atau wajah.

Ruam khas SJS juga biasanya bermula dari dada atas, wajah, dan ekstremitas, lalu menyebar.

Bintik-bintik tersebut berbentuk seperti lesi "target", berwarna merah atau ungu gelap di tengah dan terang di tepinya.

Seiring waktu, lepuhan bisa pecah, meninggalkan luka terbuka yang rentan terhadap infeksi.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti SJS belum sepenuhnya diketahui, tetapi umumnya dipicu oleh penggunaan obat-obatan atau infeksi.

Pada dasarnya, hampir semua obat dapat menyebabkan SJS.

Namun ada beberapa jenis obat yang lebih berisiko memicu SJS.

Baca juga: Ajudan Ungkap Kondisi Jokowi Alami Peradangan Kulit: Sedang Proses Pemulihan, Tak Ada Masalah Serius

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa obat yang berpotensi memicu gejala SJS.

  • Obat anti asam urat, seperti allopurinol
  • Obat untuk mengobati kejang dan penyakit mental (seperti antikonvulsan dan antipsikotik)
  • Sulfonamida antibakteri (termasuk sulfasalazine)
  • Nevirapine (Viramune, Viramune XR)
  • Obat pereda nyeri, seperti asetaminofen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve)
  • Infeksi seperti pneumonia, virus herpes, HIV, virus Epstein-Barr, dan influenza juga bisa memicu SJS.

Sementara itu, faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami SJS mencakup:

  • Sistem imun yang lemah
  • Riwayat SJS sebelumnya
  • Riwayat keluarga
  • Faktor genetik tertentu.

Ajudan ungkap kondisi Jokowi yang sebenarnya

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved