Kupi Beungoh

Napak Tilas Jejak Hitam AS di Timur Tengah: Kartu Yom Kipur – Bagian II

Seandainya Israel makin terdesak, apakah Amerika akan kembali turun tangan seperti dulu di Perang Yom Kipur tahun 1973? 

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Tapi di saat kritis, Amerika datang menyelamatkan. 

Dengan nama operasi  “Nickle Grass”, AS mengirim pesawat-pesawat besar berisi senjata dan logistik.

Operasi ini tercatat sebagai operasi logistik perang raksasa terbesar AS usai Perang Dunia II. 

Tidak kurang dari 22.000 ton amunisi dan berbagai perlengkapan dikirim. 

Tidak cukup dengan itu, AS juga mengirim berbagai informasi intelijen.   

Dukungan itu membuat Israel bisa bangkit kembali dan bahkan merobah total keadaan. Tujuan utama AS untuk membalikkan keadaan berhasil.

Permainan kotor AS untuk memastikan Israel tak kalah juga nyaris membuat dunia diambang perang nuklir. 

Melihat gelagat Uni Soviet yang akan masuk kedalam gelanggang perang itu- sebelumnya hanya bermain di belakang layar, AS mengancam. 

AS menaikkan status siaga militer- DEFCON3. 

Ini adalah status tingkat kesiapan tertinggi militer AS sejak krisis hulu ledak nuklir Kuba 1962. 

Pesan singkat melalui siaga DEFCON3 ke Uni Soviet sangat pendek, namun sangat kuat “jangan ikut campur lebih jauh.” 

Penguasa Soviet saat itu, Brezhnev terhenyak. 

Soviet perlahan berhenti.

Apa yang terjadi? Situasi berubah. 

Dengan bantuan alat-alat canggih militer AS dan informasi inteleijen, keadan berbalik drastis. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved