Berita Sigli

Kisah Sukses UMKM Kue Arafik Sigli: Resep Warisan Mertua Tionghoa, Dibawa ke Kanada hingga Australia

Meski belum diekspor secara resmi, tak jarang wisatawan atau bahkan masyarakat Aceh Diaspora membawanya sebagai oleh-oleh ke Kanada hingga Australia.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/FIRDHA USTIN
Kak Rosni atau biasa disapa K'Ni pemilik usaha UMKM kue Arafik yang berlokasi di Pulo Pisang, Sigli, Aceh tengah membungkus kue Arafik, sejenis bakpia khas Sgili untuk dijual kepada pembeli, Selasa (24/6/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Tak banyak yang tahu bahwa kue Arafik yang kini menjadi oleh-oleh khas dari Sigli berawal dari dapur rumahan Kak Rosni atau biasa disapa K'Ni (53), berlokasi di Pulo Pisang, Sigli, Provinsi Aceh.

Kue manis berbentuk bulat pipih dengan isian kacang merah ini telah mengantarkan namanya dikenal hingga luar negeri dengan merek dagang K'Ni Arafik.

Meski belum diekspor secara resmi, tak jarang wisatawan atau bahkan masyarakat Aceh Diaspora membawanya sebagai oleh-oleh ke Kanada hingga Australia.

Kisah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bermula pada tahun 2003. 

Saat itu, Kak Rosni memulai semuanya dari nol, tanpa bantuan siapa pun.

“Pertama buka usaha ya pelan-pelan saja, modal sendiri. Sekitar satu juta lebih waktu itu untuk beli oven dan tabung gas,” kenangnya kepada Serambinews.com, Selasa (24/6/2025).

Inspirasi kue Arafik ini berasal dari mertuanya, seorang keturunan Tionghoa yang memang ahli membuat berbagai jenis kue, termasuk kue sejenis bakpia.

Baca juga: Dari Dedaunan Jadi Harapan: UMKM Ecoprint Binaan BI Lhokseumawe Bersinar di FESyar Sumatera 2025

“Saya belajar dari mertua. Dulu beliau punya usaha katering dan suka buat kue, termasuk yang satu ini,” ujar Kak Rosni.

Meski bentuk dan isiannya mirip bakpia, masyarakat di Sigli dan sekitarnya lebih mengenal kue ini dengan nama Arafik.

Menariknya, nama “Arafik” sudah digunakan sejak lama, namun hingga kini belum diketahui siapa yang pertama kali memberinya nama.

Kak Rosni atau biasa disapa K'Ni pemilik usaha UMKM kue Arafik.
Kak Rosni atau biasa disapa K'Ni pemilik usaha UMKM kue Arafik. (SERAMBINEWS.COM/FIRDHA USTIN)

Di awal usaha, Kak Rosni hanya membuat adonan dari dua kilo tepung dan memasarkannya di sekitar Sigli dan Pidie.

Kini, produksi hariannya menghabiskan hingga dua sampai tiga sak tepung segitiga biru, tergantung permintaan. Pada hari-hari besar, omzetnya bisa mencapai Rp 4 hingga 5 juta per hari.

Kue ini dibuat dari adonan sederhana yakni tepung, minyak dan air tanpa telur, kecuali untuk olesan bagian atas.

Baca juga: Genjot UMKM, Pemkab Nagan Raya Pamer Produk Unggulan ke Amerika Serikat

Semua takaran dilakukan secara manual menggunakan manual lewat genggaman tangan dan gayung. Setelah diaduk, adonan diberi sedikit pewangi minyak pisang dan dibentuk sebagai kulit luar kue.

Isian kacang merah yang manis legit menjadi kunci rasa khas Arrafik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved