Konflik Israel vs Iran

Selat Hormuz Tetap Berisiko Selagi Gencatan Senjata, Kapal Dagang Internasional Palsukan Identitas

 Sejumlah kapal dagang internasional yang melintas di dekat Selat Hormuz mulai memasang identitas palsu seperti “China owned” atau “no link Israel”

Editor: Nurul Hayati
Tangkapan layar
SELAT HORMUZ - Peta Selat Hormuz. Amerika Serikat menyerukan China agar mencegah Iran menutup Selat Hormuz, jalur vital 20 persen pasokan minyak dunia. Ketegangan meningkat usai serangan udara AS ke Iran. 

 Sejumlah kapal dagang internasional yang melintas di dekat Selat Hormuz mulai memasang identitas palsu seperti “China owned” atau “no link Israel” melalui sistem komunikasi otomatis mereka.

SERAMBINEWS.COM - Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, situasi di selat Hormuz tetap dianggap berisiko tinggi.

CEO perusahaan pemantau risiko maritim Windward, Ami Daniel, menyatakan bahwa penyebutan seperti "China owned" dimaksudkan untuk menciptakan persepsi aman dari serangan.

 Dengan harapan agar kapal tidak diserang karena dianggap bukan milik negara Barat seperti AS, Inggris, atau Israel.

“Ini tentang persepsi dan perlindungan. Dalam situasi seperti ini, apa pun yang bisa membuat kapal terlihat netral atau non-Barat dianggap lebih aman,” ujar Daniel.

 Sejumlah kapal dagang internasional yang melintas di dekat Selat Hormuz mulai memasang identitas palsu seperti “China owned” atau “no link Israel” melalui sistem komunikasi otomatis mereka.

Mengutip laporan dari First Post, setidaknya sebanyak 55 kapal mengirimkan 101 pesan yang tidak lazim melintasi Teluk dan Laut Merah dari tanggal 12 sampai 24 Juni 2025.

Di antaranya ada kapal kontainer berbendera Panama Yuan Xiang Fa Zhan, tujuan Pakistan yang menyiarkan "PKKHI semua orang China" saat melintasi Selat Hormuz.

Supertanker berbendera China Yuan Yang Hu juga turut menyiarkan "kapal China" saat melintasi Selat Hormuz pada awal pekan lalu.

Kapal induk USS Nimitz dan kapal penjelajah berpeluru kendali melalui Selat Hormuz pada 18 September 2020.
Kapal induk USS Nimitz dan kapal penjelajah berpeluru kendali melalui Selat Hormuz pada 18 September 2020. (AFP)

Baca juga: Donald Trump Serukan Iran Menyerah Tanpa Syarat, Khameini: Presiden AS Terlalu Banyak Cakap

Sementara kapal kontainer berbendera Singapura Kota Cabar memberi sinyal "Vsl no link Israel" saat berlayar melalui Laut Merah.

Adapun pesan tersebut dikirimkan sebagai bentuk perlindungan diri di tengah kekhawatiran akan serangan militer dari Iran, setelah konflik 12 hari dengan Israel dan keterlibatan terbatas Amerika Serikat.

Iran Tutup Selat Hormuz

Sebagai informasi, langkah yang dilakukan puluhan kapal muncul tak lama setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz jika diserang oleh Amerika Serikat atau Israel.

Selat Hormuz merupakan jalur strategis dunia, yang dilalui hampir seperlima pasokan minyak global setiap harinya.

Oleh karenanya ketegangan di wilayah ini berdampak besar pada perdagangan global, dan membuat kapal dagang mulai mengambil tindakan pencegahan sendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved