Mihrab
Hijrah Itu Proses, Bukan Momen, Tgk Akmal Abazal: Bergerak dari Kegelapan Menuju Cahaya
Maka, hijrah bukan sekadar kisah sejarah, melainkan nafas spiritual yang harus terus mengalir dalam kehidupan setiap Muslim.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Hijrah Itu Proses, Bukan Momen, Tgk Akmal Abazal: Bergerak dari Kegelapan Menuju Cahaya
SERAMBINEWS.COM - Dalam dinamika kehidupan, setiap hari sejatinya adalah perjalanan menuju perbaikan diri.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, dialah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka.” (HR. Al-Hakim)
Pimpinan LPI Al Anshar, Tgk Akmal Abzal mengatakan, hadis ini menjadi penegasan bahwa dalam Islam stagnasi adalah kerugian, dan kemunduran adalah bencana.
Maka, hijrah bukan sekadar kisah sejarah, melainkan nafas spiritual yang harus terus mengalir dalam kehidupan setiap Muslim.
“Inilah esensi hijrah. Bergerak dari kegelapan menuju cahaya, dari kebiasaan buruk menuju amal saleh, dari dunia yang penuh tipu menuju ridha Allah SWT yang abadi,” ujarnya, Kamis (3/7/2025).
Tgk Amal mengajak umat mengenal hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 masehi sebagai tonggak besar sejarah Islam.
Namun hijrah ini bukan sekadar perpindahan geografis.
Ini adalah sebuah ikhtiar agung untuk menyelamatkan risalah Allah, membangun peradaban tauhid, dan menciptakan masyarakat madani yang berlandaskan keadilan dan akhlak.
“Dari hijrah inilah lahir komunitas Muslim yang solid, tatanan masyarakat berlandaskan tauhid, dan peradaban yang menjunjung keadilan dan akhlak. Maka wajar, peristiwa ini dijadikan awal penanggalan dalam kalender Islam yaitu kalender Hijriah,” terangnya.
Namun yang lebih penting, kata Tgk Akaml, makna hijrah tidak berhenti pada momentum sejarah tersebut.
Hijrah terus relevan dan menjadi panggilan setiap insan beriman, kapan pun dan di mana pun.
Menurutnya, ada tiga dimensi makna hijrah dalam zaman sekarang. Pertama adalah hijrah pola pikir, yang dimulai dari hati dan cara berpikir.
Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Hijrah hati berarti, membersihkan diri dari iri, dengki, hasut, dendam, sombong, rakus, cinta dunia, dan kelalaian dari dzikir. Mengganti itu semua menjadi hati yang bersih, sabat, pemaaf, dan teduh serta mengelola hati dan pikiran dengan cahaya iman dan syukur” jelas Tgk Akmal.
Khutbah Jumat - Empat Pilar Penopang Dunia: Ilmu, Keadilan, Kemurahan Hati dan Doa |
![]() |
---|
Di 56 Masjid Aceh Besar, Berikut Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat pada 11 Juli 2025 |
![]() |
---|
6 Profesor Isi Khutbah Jumat di Banda Aceh, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat 11 Juli 2025 |
![]() |
---|
Penyakit “Wahan” Para Pemimpin Arab, Dr Zulkhairi: Ketika Gaza Menjerit, Mereka Diam dalam Kemewahan |
![]() |
---|
Tgk Habiburrahman di Masjid Agung Meulaboh, Ini Daftar Khatib Salat Jumat di Aceh Barat 11 Juli 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.