Berita Lhokseumawe

Mimbar Bebas Tika Beut UIN SUNA Lhokseumawe Gugat Narasi Tunggal Sejarah Aceh

Diskusi yang digelar halaman Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) ini mengangkat tema “Apa yang Hilang dari Sejarah Aceh?”

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Dokumen Panitia
DISKUSI TERBUKA - Komunitas Tika Beut UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe kembali menghadirkan diskusi terbuka bertajuk Mimbar Bebas pada Selasa, 1 Juli 2025. 

Misalnya Serambi Mekkah, hukum cambuk, ganja, dan lainnya.

Menurutnya, media telah membentuk citra sempit tentang Aceh, padahal realitas di lapangan jauh lebih kompleks dan tidak bisa disamaratakan.

“Keislaman itu bukan semata simbol yang dibentuk media, tetapi sangat bergantung pada pribadi masing-masing,” ujarnya.

Senada dengan hal itu, Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Zanzibar, M.Sos., menyampaikan bahwa propaganda yang berkembang saat ini harus mulai dipertanyakan secara serius.

“Sudah waktunya kita berpikir kritis dan berani speak up atas nama kebenaran,” tegasnya di akhir sesi.

Baca juga: Lahan Hutan Pinus di Saree Aceh Besar Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

Diskusi ini disambut dengan antusias oleh audiens yang hadir. Kehadiran para mahasiswa, akademisi, hingga pegiat komunitas membuat diskusi semakin hidup.

Semangat Tika Beut yang mengusung tagline “berpikir bebas, berkreasi tanpa batas” terasa kuat dalam perbincangan kritis seputar sejarah Aceh kali ini, karena membicarakan Aceh, pada dasarnya adalah membicarakan tentang kita semua.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved