Brigadir Nurhadi Dibunuh Atasan, Pengakuan M Wanita yang Disewa Kompol Yogi Rp10 Juta, Pakai Ekstasi
Kematian Brigadir Muhammad Nurhadi masih menyisakan tanda tanya, terutama tentang peran para tersangka.
"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
"Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air," ujarnya.
Menurut dia, peristiwa pencekikan dan tenggelam itu berkaitan.
Sementara itu, Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan, peran para tersangka masih didalami.
Para tersangka diduga memberikan sesuatu kepada korban yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri sesuai dengan Pasal 359 KUHP.
Terkait dugaan adanya penganiayaan sesuai dengan Pasal 351 Ayat 3, Syarif mengatakan masih mendalami karena terkendala pengakuan para tersangka yang sebagian besar berbohong.
"Tapi saya sampaikan dari awal kami berdasarkan keterangan hasil ekshumasi, keterangan ahli pidana dan ahli poligraf untuk menetapkan tersangka," kata Syarif.
Keluarga Ragu Pembunuh Nurhadi Ditahan karena Tak Pakai Baju Tahanan
Muhammad Hambali, kakak sambung Brigadir Muhammad Nurhadi, menyatakan ketidakpercayaannya terhadap penahanan tersangka YG dan HC di Rutan Polda NTB.
Hambali merasa kecewa dengan cara polisi menangani kasus yang telah merenggut nyawa adiknya.
"Saya maunya transparan. Kan ada beritanya kemarin sudah ditangkap 2 polisi (YG dan HC), tapi kayaknya omong-omong saja."
"Tidak ada beritanya bahwa mereka itu pakai baju tahanan. Kayak dilihat foto saja, itu pun pakaian biasa. Itu bikin kami tidak yakin," ungkap Hambali dengan nada kecewa.
Dalam kunjungan Kompas.com ke rumahnya yang sederhana, Hambali baru saja pulang bekerja.
Ia terlihat kelelahan setelah membantu membersihkan sisa banjir di lingkungan Gerimak.
Hambali mengungkapkan bahwa sebelumnya ia mendapat informasi bahwa dua atasan Nurhadi ditahan, namun kenyataannya mereka masih berkeliaran.
"Itu yang bikin kita tidak percaya. Belum yakin sama tindakan kepolisian ini. Keluarga ingin untuk transparan.
Apabila betul sudah ditahan, perlihatkan caranya," tegasnya.
Hambali menambahkan bahwa keluarga selalu berdiskusi dan setelah hasil autopsi, mereka tetap berkomitmen meminta kepolisian mengungkap kasus kematian Nurhadi dengan terang.
Keluarga menduga kuat kematian Nurhadi tidak wajar dan banyak keterangan polisi yang terkesan menutup-nutupi kasus ini.
Sejak awal, keluarga menerima kabar bahwa Nurhadi meninggal karena tenggelam, namun mereka meragukan informasi tersebut.
"Apalagi tenggelam di kolam renang yang kedalamannya lebih rendah dari tinggi badan Nurhadi. Selain itu, banyak luka di tubuh dan wajah Nurhadi saat jenazahnya diperlihatkan," ujarnya.
Hambali menyatakan bahwa mereka awalnya sepakat tidak melakukan autopsi, tetapi belakangan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menggali kubur dan melakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian yang sebenarnya.
"Benar ternyata kecurigaan keluarga, ada luka-luka, patah tulang lidah, leher, dan luka-luka di wajahnya," tambahnya.
Hambali mengakui bahwa perjuangan keluarganya demi keadilan adik tercintanya tidak sepenuhnya akan berhasil karena keterbatasan kondisi keluarga yang biasa saja.
"Kita ini orang bawah, jadi masih terus berjuang. Kita bisa melawan, kita ini orang sipil. Bagaimana melawan orang atas seperti ini, ibarat batu lawan telur, tetap akan pecah," ujarnya dengan mata berkaca.
Keluarga hanya menginginkan penanganan kasus Nurhadi yang transparan dan pelakunya dihukum seberat-beratnya.
Kasus kematian Brigadir Nurhadi yang terjadi pada 16 April 2025 di sebuah vila privat Tekek, yang merupakan bagian dari The Beach House Resort Gili Trawangan Lombok Utara, mulai terungkap setelah dilakukan autopsi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh tim penyidik Direskrimum Polda NTB.
Terpisah Anggota Propam Polda NTB tersebut diduga dianiaya dua atasannya, yaitu Kompol I Made Yogi Purusa Utama (YG) dan IPDA Haris Chandra (HC).
Juga diduga terlibat seorang perempuan berinisial M asal Jambi yang disebut-sebut sebagai kawan YG dan bersedia datang ke Trawangan dengan bayaran Rp 10 juta.
M tidak sendiri, dia bersama P, tetapi P tidak ditetapkan sebagai tersangka karena tidak berada di lokasi kejadian saat pembunuhan Nurhadi.
Sementara itu, Dewi, kakak kandung Nurhadi, terus menangis mengenang sang adik.
Ia merasa apa yang dialami adiknya adalah tindakan kejam yang tidak manusiawi.
"Saya hanya mau polisi memberikan keadilan untuk adik saya. Kami sudah menderita dan sedih kehilangan," katanya tak kuasa menahan tangis.
Baca juga: Lhokseumawe Ajukan 3 Lokasi Jadi Kampung Nelayan Merah Putih, Wali Kota Kunjungi KKP
Baca juga: Fokus Bangun Apapun yang Bisa Datangkan PAD, Illiza: Kondisi Keuangan Banda Aceh Sedang Tidak Baik
Baca juga: Jokowi Tak Hadiri Gelar Perkara Khusus Dugaan Ijazah Palsu di Bareskrim Polri, Apa Alasannya
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul "Pengakuan Tersangka M Soal Kematian Brigadir Nurhadi".
Tak Puas Berhubungan Badan, Titus Sutrisno Bunuh Sumiati Wanita Open BO di Tegal |
![]() |
---|
Punya Rumah di Kawasan Elite, Ternyata Begini Sikap Dwi Hartono, Diungkap Satpam Komplek & Tetangga |
![]() |
---|
Sikap Asli Dwi Hartono Diungkap Satpam Komplek dan Tetangga: Tak Kenal dan Tidak Bertemu 1 Tahun |
![]() |
---|
Profil Andreana Wulandari, Istri Dwi Hartono yang Habisi Ilham, Kondisi Rumah Tangganya Diungkap |
![]() |
---|
Tersingkap Peran 15 Pelaku di Kasus Tewasnya Kacab Bank Ilham Pradipta, Dwi Hartono Dalang Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.