Konflik Pelestina vs Israel
Israel Serang Posko Medis di Gaza, Bunuh 15 Orang Termasuk 10 Anak yang Mengantre Suplemen Nutrisi
Otoritas Gaza mengutuk insiden tersebut sebagai "pembantaian keji" yang menyasar fasilitas kesehatan.
Lazzarini menyebut rencana Israel akan merampas masa depan masyarakat Palestina di Tanah Air mereka.
Menurutnya, rencana pembuatan kamp tersebut akan berdampak selama beberapa generasi.
"Ini secara de-facto akan membuat kamp konsentrasi besar di perbatasan Mesir untuk masyarakat Palestina yang telah terusir lagi dan lagi selama beberapa generasi," kata Lazzarini dikutip Al Jazeera, Kamis (10/7).
"Ini akan merampas masyarakat Palestina dari setiap prospek untuk masa depan lebih baik di Tanah Air mereka."
Lazzarini menegaskan komunitas internasional tidak boleh "bungkam dan terlibat" dalam rencana pemindahan paksa oleh Israel. Pemimpin UNRWA itu pun menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menyebut pihaknya berencana membuat kamp pengasingan di Rafah yang disebut "kota humaniter." Militer Israel disebut akan memindahkan 600.000 penduduk Palestina ke kamp tersebut sebagai langkah awal.
Katz mengatakan, pemerintah Israel berniat memindahkan seluruh penduduk Palestina ke kamp di Rafah tersebut.
Warga Palestina akan melalui "skrining keamanan" sebelum memasuki kamp dan tidak diperbolehkan keluar.
Rencana Israel tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak dan dinilai menyerupai pembangunan kamp konsentrasi pada era Nazi Jerman.
Sejarawan Holocaust di Universitas Ibrani Yerusalem, Amos Goldberg menduga pembuatan kamp itu merupakan langkah awal pemerintah Israel untuk mengusir masyarakat Palestina dari Gaza.
"Ini bukan sebuah kota ataupun humaniter. Sebuah kota adalah tempat di mana Anda memiliki kemungkinan bekerja, mencari uang, menjalin koneksi, dan memiliki kebebasan bergerak. Ada rumah sakit, sekolah, universitas, dan kantor (di kota)," kata Goldberg dikutip The Guardian.
"Bukan itu yang ada di pikiran mereka (pemerintah Israel). Ini (kamp yang direncanakan Israel) bukanlah tempat yang layak ditinggali, sama seperti 'area aman' yang saat ini tidak layak ditinggali."
Baca juga: Kejagung Ungkap 7 Penyimpangan Riza Chalid cs Dalam Perkara Tata Kelola Minyak Mentah
Baca juga: Modus Guru Ngaji di Tebet Cabuli 10 Santri, Beri Korban Pelajaran Tambahan dan Uang
Baca juga: Nekat Tembak Polisi, Suami Istri Diupah Rp 5 Juta Edarkan 1 Kg Sabu, Butuh Uang Sekolahkan Anak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.