Kesehatan

PMO Bisa Hancurkan Fokus & Masa Depan! dr Boyke: Bukan Cuma Dosa, Tapi Otak Lemot, Melamun & Depresi

Menurut dr Boyke, PMO jadi alasan mengapa banyak anak muda sekarang tampak kurang motivasi, mudah stres, hingga terjebak dalam pola hidup pasif.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati
tribunnews.com
Ilustrasi menonton film pornografi dan melakukan PMO yang berbahaya dan mengancam kesehatan otak, Jumat (11/7/2025). 

Namun, ia memperingatkan agar tidak dilakukan secara berlebihan atau menjadi candu.

Tapi sebaiknya, usahakan tidak melakukan dan menggantinya dengan aktivitas yang bermanfaat.

"Kalau seminggu sekali masih oke, daripada kamu seks bebas. Tapi tetap, kalau bisa energi itu dialihkan untuk hal-hal produktif: naik gunung, olahraga, belajar finansial, atau kegiatan positif lainnya," ujar dr Boyke.

Di akhir penjelasannya, dr Boyke menyoroti pentingnya generasi muda untuk belajar mengelola energi dan waktu daripada harus PMO.

Baca juga: Dengarkan Murottal Al Quran Saat Hamil Bagus, Tapi dr Boyke Justru Sarankan Hal Ini Lebih Baik

Ia prihatin karena banyak anak muda sekarang hidup boros, tidak menabung, dan tidak memikirkan masa depan secara matang.

"Saya sendiri sekarang belajar banyak soal finansial. Karena saya gak mau nanti menyesal di masa tua. Kalau otak kita diisi hal produktif, keinginan untuk nonton porno dan onani juga akan berkurang," pungkasnya.

dr Boyke Bongkar Fakta Mengejutkan: Anak Kurang Kasih Sayang Bisa Alami Penyimpangan Seksual!

Dokter spesialis kandungan dan seksolog kenamaan, dr Boyke Dian Nugraha, menyoroti pentingnya peran orang tua dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Menurut dr Boyke, banyak kasus penyimpangan perilaku seksual yang terjadi di usia dewasa ternyata berakar dari kurangnya kasih sayang dan kehadiran emosional orang tua sejak kecil.

"Dan faktanya anak anak sekarang banyak kelainan seksual bisa karena kurang pelukan kasih sayang dari orang tuanya. Selain kurang pelukan, kurang pujian dan sering dibanding-bandingkan sejak kecil, berisiko mengalami gangguan kepribadian dan bahkan penyimpangan seksual saat dewasa,” " ungkap dr Boyke di kanal YouTube Deddy Corbuzier, dikutip Serambinews.com, Kamis (3/7/2025).

Baca juga: Seksolog dr Boyke: Konsumsi Junk Food Bisa Ganggu Hormon dan Kesuburan Pria-Wanita

Ia menegaskan bahwa masa paling kritis adalah 1000 hari pertama, yang mencakup 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah lahir.

Dalam masa ini, kualitas gizi ibu dan anak, kondisi psikologis ibu hamil, serta pola asuh setelah kelahiran sangat menentukan masa depan anak.

“Ibu hamil harus bahagia, ayah juga harus mendampingi dan memotivasi. Gizi harus terpenuhi, mulai dari zat besi, folat, vitamin A, protein hingga zinc. Setelah lahir, ASI itu wajib, tidak bisa ditawar,” jelasnya.

Tak hanya itu, setelah masa ASI eksklusif selama enam bulan, anak harus mendapatkan makanan tambahan yang bergizi seimbang.

Namun, menurut dr Boyke, pengasuhan emosional tetap tak kalah penting. Termasuk tidak ada kekerasan, perundungan apalagi membanding-bandingkan sang anak selama masa pertumbuhannya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved