Breaking News

Perjuangan Perpanjangan Dana Otsus Aceh

Dana Otsus Terancam Berakhir 2027, Rektor UTU Sebut Aceh Harus Siap dengan Alternatif Ekonomi Baru

“Namun, jika dana Otsus tak lagi bisa diakomodir, Aceh wajib memikirkan alternatif lain untuk membangun daerah,” tegas Prof Ishak.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Dok Humas
SUMBER EKONOMI BARU - Rektor UTU Meulaboh, Dr Ishak Hasan menyatakan, Aceh harus siap dengan alternatif sumber ekonomi baru jika dana Otsus betul-betul dihentilkan pemerintah pusat pada 2027. 

la mengusulkan pendirian pabrik minyak goreng di Aceh agar komoditas ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi secara lokal.

Pariwisata menjadi sektor strategis lainnya yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi Aceh pasca-Otsus. 

Prof Ishak Hasan mengajak pemerintah untuk mengembangkan konsep wisata halal dan halal food yang memiliki pasar global besar, khususnya dari negara-negara Islam.

la menyebut, ide pembangunan kereta gantung di kawasan wisata seperti Gunung Geurutee atau Krueng Raya sebagai contoh monumental yang bisa menjadi daya tarik wisata internasional.

Sebagaimana kereta gantung di Langkawi, Malaysia, yang setiap hari didatangi ribuan wisatawan dari berbagai belahan negara.

"Kalau kita punya kereta gantung pertama di Sumatera, itu bisa jadi magnet ekonomi baru. Kenapa orang ke Langkawi, karena ada sensasi wisata yang menarik. Kita juga bisa melakukan itu," jelasnya.

Menyangkut dengan wisata tersebut, maka bandara juga disebut sebagai elemen penting yang harus dimodernisasi. 

Akses mudah dan penerbangan langsung dari luar negeri akan memicu ledakan kunjungan wisatawan investasi.

Selain itu, Prof Ishak menyoroti pentingnya pengelolaan sektor pertambangan yang lebih memberikan dampak langsung ke daerah. 

la mengusulkan agar pemerintah daerah terlibat aktif dalam pengelolaan tambang, jangan hanya dikelola pihak swasta atau orang luar sebagai upaya agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa lebih besar. 

Sehingga pemerintah daerah bukan hanya menjadi penonton dari perusahaan luar yang mendapat keuntungan besar.

Di sisi lainnya, sektor peternakan di Aceh juga memiliki potensi besar yang belum tergarap. 

la menyarankan pemerintah mengundang investor dari Timur Tengah seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab untuk membangun industri peternakan berbasis ekspor, dan langkah ini sebagai upaya mengembangkan sektor ekonomi Aceh ke depan.

la juga mengingatkan bahwa semua peluang ini hanya akan berhasil jika seluruh pihak, termasuk Pemerintah Aceh, DPR, akademisi, dan masyarakat, benar-benar bekerja sama dan tidak hanya berhenti pada tataran wacana.

"Kita harus benar-benar memanfaatkan peluang. Bukan sekadar berbicara. Pemerintah Aceh harus kerja keras dan adanya tim yang kuat," tutup Prof Ishak.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved