Jurnalisme Warga
Gala Kreasi Video GSS, SMAN 8 Takengon Unggul Wakili Aceh ke Nasional
Ini termasuk penerapan pola makan bergizi, aktivitas fisik yang teratur, serta menjaga kesehatan fisik, mental, dan lingkungan sekolah.
BAIHAKI, Pimpinan Redaksi thejurnal.id, melaporkan dari Takengon, Aceh Tengah
Minggu, 29 Juni 2025, saya berkunjung ke SMA Negeri 8 Takengon Unggul, Kabupaten Aceh Tengah, mengisi kegiatan pelatihan jurnalistik bagi guru SMA, SMK, dan SLB di Dataran Tinggi Tanoh Gayo.
Di sekolah ini terlihat lingkunganya bersih, rapi, estetis, dan hijau, seperti Program BEREH yang digencarkan dr Taqwallah MKes saat menjabat Sekda Aceh beberapa tahun lalu.
Aceh Tengah terkenal dengan hasil perkebunan kopinya, di samping memiliki panorama alam yang indah. Apalagi di kabupaten ini terdapat danau terbesar di Aceh, yakni Danau Laut Tawar dan bentangan hutan pinus merkusi yang membuat Aceh Tengah beriklim sejuk.
Di Aceh Tengah terdapat salah satu sekolah, yakni SMA Negeri 8 Takengon Unggul. Diksi "Unggul" dibubuhkan setelah kata Takengon. Biasanya SMA Negeri 8 Unggul Takengon, tapi begitulah tertera di dalam SK nama sekolah ini.
Sekolah unggulan ini memiliki hampir 700 siswa, 38 guru, dan sepuluh tenaga pendididik (tendik).
Saat memasuki ruang kepala sekolah, saya melihat puluhan trofi dipajang berjejer, menunjukkan betapa banyak prestasi yang diraih oleh siswa, guru, dan sekolah ini, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Mata saya tertuju pada salah satu piagam penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang kini berubah menjadi Kemendikdasmen.
Piagam tersebut bertuliskan SMA Negeri 8 Takengon Unggul Meraih "Video Terbaik Peringkat 2 Kategori SMA Gala Kreasi Video Sekolah Sehat Tahun 2024". Piagam ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Ini membuktikan, sekolah tersebut pernah mewakili Provinsi Aceh ke tingkat nasional dalam event Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Tahun 2024.
Saat bincang-bincang dengan Kepala SMA Negeri 8 Takengon Unggul, Syafrudin, ia jelaskan bahwa penghargaan gala kreasi vidoe gerakan sekolah sehat tingkat nasional ini tidaklah didapat secara instan.
“Kita mengirimkan video sesuai data dan fakta yang ada di sekolah, bahkan kalaupun turun langsung ke sekolah orang bisa melihat kebersihan dan keasriannya. Kita benar-benar menjaga kebersihan sekolah dan merawat lingkungan dengan menanami pepohonan, tanaman hijau dan berbagai jenis bunga,” terang Syafrudin.
"Lingkungan yang sehat, bersih, dan hijau dapat menggairahkan suasana belajar, baik di dalam maupun luar kelas," tambahnya.
Ia menjelaskan, tujuan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) adalah meningkatkan kesehatan, pengetahuan, dan perilaku hidup sehat di kalangan siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan mendukung. Ini termasuk penerapan pola makan bergizi, aktivitas fisik yang teratur, serta menjaga kesehatan fisik, mental, dan lingkungan sekolah.
Syafrudin juga menguraikan tujuan gerakan sekolah sehat, antara lain, 1) meningkatkan kesehatan peserta didik. GSS berfokus pada peningkatan kesehatan fisik dan mental siswa, serta mengurangi risiko penyakit yang sering menyerang anak sekolah, seperti anemia, kurang gizi, dan penyakit akibat gaya hidup tidak sehat; 2) membangun kesadaran dan perilaku sehat. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan membiasakan siswa serta seluruh warga sekolah untuk menerapkan pola hidup sehat, termasuk konsumsi makanan bergizi, aktivitas fisik teratur, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Tujuan lainnya adalah 3) menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. GSS mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, indah, tertib, dan aman, yang mendukung kesehatan fisik dan mental warga sekolah; 4) membentuk budaya hidup sehat. GSS bertujuan untuk menjadikan hidup sehat sebagai budaya yang melekat pada seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, maupun staf sekolah; dan 5) menciptakan sekolah yang inklusif. GSS juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan sekolah yang inklusif, di mana setiap siswa dapat belajar dan berkembang secara optimal, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.