KUPI BEUNGOH

Ekoteologi, Protas Bumi Perintah Langit 

Secara sederhana, ekoteologi adalah pendekatan teologi yang menghubungkan nilai nilai agama dengan Lingkungan.

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr Darmadi, MSi, Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN SUNA Lhokseumawe 

Oleh Dr Darmadi, MSi*)

Menteri Agama Republik Indonesia Prof Dr Nasaruddin Umar menetapkan Asta Prioritas Kementerian Agama, Salah satunya adalah ekoteologi. 

Secara sederhana, ekoteologi adalah pendekatan teologi yang menghubungkan nilai nilai agama dengan Lingkungan. 

Secara lebih rinci ekoteologi dipahami sebagai upaya memahami dengan lingkungannya, menyoroti isu isu lingkungan, mendorong aksi nyata, membangun kesadaran kolektif, mencari solusi berbasis nilai nilai agama.

Pendekatan ini tentu bukanlah hal yang baru baik dalam pendekatan spiritualitas maupun program program kebangsaaan. 

Semua orang akan sepakat bahwa menjaga lingkungan adalah sebuah kewajiban untuk semua orang.

Keyakinan akan kehidupan yang aman dari berbagai bencana alam sejatinya akan membawa manusia pada kesepakatan bahwa alam harus bersahabat dengan manusia. 

Prakteknya adalah manusia harus menjaga lingkungan tempat dimana dia tinggal untuk agar selalu terjaga sesuai dengan aslinya. 

Sebab jika tidak , maka alam akan menunjukkan keberadaan yang sesungguhnya. Untuk mewujudkan persahabatan dengan alam dan lingkungan sudah dimulai sejak manusia purba. 

Sejarah mencatat bahwa hukum adat untuk menjaga lingkungan sekitar tempat manusia tinggal akan menjadi aturan yang tak boleh dilanggar oleh siapa pun. 

Baca juga: Menag Lantik Prof Danial Jadi Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Perdana, Ini Profilnya

Islam datang sebagai rahmatan lil’alamin telah menunjukkan fungsinya untuk menjaga seluruh isi alam semesta. 

Sejak awal ajaran islam, selain bicara mengenai masalah masalah tauhid (teologi) tapi juga banyak bicara tentang lingkungan (teologi). 

Ajaran ajaran islam telah mengajarkan kepada manusia akan pentingnya menjaga lingkungan dan alam semesta.

Nabi Muhammad SAW telah menjadi model dalam penerapan ekoteologi ini. Beliau sejak lama telah mendakwahkan kepada manusia untuk mencintai alam dan tidak merusak alam semesta. 

Dalam sebuah hadist beliau bersabda : “janganlah kalian merusak alam karena itu adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya (HR Bukhari Muslim).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved