Sekolah di Abdya Terima Laptop Chromebook Bervariasi, SMPN 2 Dapat 3 Unit, 1 Rusak & Susah Diservis

“Kalau di sekolah kami, memang sangat membutuhkan laptop, karena karena selama ini kita numpang ke sekolah lain jika ada asesmen dan pendukung pembelajaran siswa,” beber dia.

“Sekarang karena sudah ada Cromebook, maka bisa dilakukan di sekolah sendiri,” ujarnya.

Edi mengatakan, jika dibandingkan dengan laptop pada umumnya, Cromebook ini cocok untuk siswa, karena di desain untuk pembelajaran.

“Kelemahannya, Cromebook ini berbasis web, sementara laptop bisa digunakan serba guna,” urai dia. 

“Alhamdulillah sampai hari ini semua Chromebook di sekolah kami masih layak pakai, baik itu untuk pembelajaran maupun zoom,” sebutnya.

Baca juga: Dugaan Korupsi Laptop Cromebook Senilai Rp 9,9 Triliun Masa Nadiem Makarim Jadi Sorotan Media Asing

Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di era Nadiem Makarim melakukan pengadaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk program digitalisasi pendidikan pada tahun 2019-2022.

Dalam perjalanannya, Kemendikbudristek melakukan pengadaan laptop berbasis Chromebook sebanyak 1,2 juta perangkat. 

Pengadaan laptop ini menelan anggaran hingga Rp 9,3 triliun, yang dananya diambil dari APBN dan Dana Alokasi Khusus (DAK) daerah.

Seiring waktu berjalan, Kejaksaan Agung saat ini tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi di lingkungan Kemendikbudristek di era Nadiem atas dugaan pada pengadaan perangkat TIK tersebut.(*)