Perang Gaza

Analis: Kehancuran Gaza Setara dengan Apa yang Dilakukan Nazi Jerman saat Memusnahkan Yahudi

Ia mengatakan politisi dan media Israel memberikan penjelasan dan legitimasi yang tidak masuk akal, seperti memerangi Hamas untuk membenarkan

Editor: Ansari Hasyim
RNTV/TangkapLayar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. 

"Model penyaluran bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat manusia warga Gaza," ujar negara-negara tersebut. 

"Penolakan pemerintah Israel atas bantuan kemanusiaan esensial bagi penduduk sipil tidak dapat diterima. Israel harus mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional."

Sonia Gallego dari Al Jazeera, melaporkan dari London, mengatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan eskalasi signifikan dari sekutu Israel atas perangnya di Gaza .

“Hal ini juga mencerminkan konsensus yang lebih luas di luar Eropa,” ujarnya.

"Negara-negara Eropa telah mengutuk situasi di Gaza, dan kini ada kementerian luar negeri – seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Jepang – yang turut mencantumkan nama mereka dalam pernyataan ini," ujar koresponden kami.

Seruan untuk gencatan senjata segera

Pernyataan bersama baru tersebut menyerukan gencatan senjata segera, dan menyatakan negara-negara siap mengambil tindakan untuk mendukung jalur politik menuju perdamaian di kawasan tersebut.

Israel dan Hamas telah terlibat dalam perundingan gencatan senjata, tetapi tampaknya tidak ada terobosan, dan tidak jelas apakah gencatan senjata akan menghentikan perang secara permanen. 

Netanyahu telah berulang kali menegaskan bahwa perluasan operasi militer Israel di Gaza akan menekan Hamas dalam negosiasi.

Berbicara di Parlemen, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy berterima kasih kepada Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir atas upaya diplomatik mereka untuk mencoba mengakhiri perang.

"Tidak ada solusi militer," kata Lammy. "Gencatan senjata berikutnya harus menjadi gencatan senjata terakhir."

Israel melancarkan perang di Gaza setelah Hamas memimpin serangan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sedikitnya 1.129 orang dan menyandera 251 lainnya. 

Lima puluh tawanan masih berada di Gaza, tetapi diperkirakan kurang dari setengahnya masih hidup.

Serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 59.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Hamas menyambut seruan internasional untuk mengakhiri perang Israel di Gaza

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved