Berita Abdya

Harga Gabah di Abdya Rp 8.000 Per Kilogram, Dominan Diborong Pedagang Luar

"Kebanyakan yang beli gabah petani pada awal panen Musim Tanam (MT) Gadu ini adalah agen dari luar," kata Dun Kande.

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
PANEN PADI - Petani di Blang Cot Setui, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) panen padi dengan menggunakan mesin potong combine harvester, Minggu (27/7/2025). 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Harga gabah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) hingga Minggu (27/7/2025) siang, masih bertahan diangka Rp 8.000 per kilogram.

Harga ini, jauh meningkat dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Bulog, yaitu Rp 6.500 per kilogram.

Zul Ilfan, salah seorang petani padi di Blang Cot Setui, Gampong Kedai Siblah, Kecamatan Blangpidie kepada Serambinews.com mengatakan, gabah petani Abdya umumnya dibeli oleh agen luar, seperti Nagan Raya dan Banda Aceh.

"Kebanyakan yang beli gabah petani pada awal panen Musim Tanam (MT) Gadu ini adalah agen dari luar. Mereka datang dari Nagan Raya dan Banda Aceh," kata Dun Kande--sapaan akrab Zul Ilfan.

Selain Nagan Raya dan Banda Aceh, ucap Dun Kande, pada panen musim lalu, agen dari Sigli, Medan, dan daerah lainnya, juga pernah beli gabah ke Abdya.

"Mungkin karena panennya masih terbatas, mereka belum datang. Untuk ke depan, kita belum tahu, biasanya mereka tidak pernah alpa," ujarnya.

Baca juga: Harga Gabah di Abdya Melejit, Kini Capai Rp 8.000 Per Kg, Petani Bahagia

Agen luar, usai Dun Kande, tidak hanya membeli gabah.

Tapi juga menyediakan langsung mesin potong padi jenis combine harvester untuk memudahkan petani panen.

"Mereka langsung bawa mesin potong ke Abdya,” papar dia. 

Padi mereka yang potong sendiri, pokonya petani tinggal terima beres," ucap Dun Kande.

Untuk saat ini, kata Dun Kande, agen dari Abdya masih minim melakukan pembelian gabah petani. 

Bisa jadi, karena luas panen masih terbatas.

Baca juga: Harga Gabah di Abdya Terus Melambung, Capai Rp 8.000 Per Kilogram, Petani Padi Bahagia

"Sekarang luas panen kan masih terbatas, mungkin karena itu agen kita masih minim beli gabah,” beber dia. 

“Untuk panen skala besar, diprediksi pada bulan Juli hingga Agustus 2025," ujarnya.

Terkait ongkos potong padi, sebut Dun Kande, hingga kini masih standar. 

Per karung (goni) isi 60 kilogram, dikenakan biaya Rp 18 ribu.

"Kalau dikali dengan harga gabah Rp 8.000 per kilogram, ongkos potong per goni Rp 18 ribu ini masih standar," jelasnya.

Selain kenaikan harga, Dun Kande juga menyebutkan bahwa hasil panen petani di wilayah Blang Cot Setui juga mengalami peningkatan, rata-rata 7,5 ton per hektare.

Baca juga: Meroket! Harga Gabah Kering di Aceh Timur Rp 9.200 Per Kg, Petani Gembira

“Pada awal panen ini, bukan hanya harga gabah yang mahal, hasil panen petani juga meningkat,” sebut dia.

“Sekarang rata-rata 7,5 ton per hektare, jika dibandingkan pada musim panen lalu hanya 5,5 ton,” kata Dun Kande.

Menurut Dun Kande, meningkatnya hasil panen padi diwilayahnya dikarenakan minimnya hama yang mengganggu tanaman padi. 

Kemudian, pupuk juga mudah didapatkan pada kios-kios penyalur.

“Alhamdulillah, ketersedian air juga mencukupi, karena kita mengandalkan irigasi teknis,” tukas dia. 

Baca juga: Harga Gabah Tinggi, Kepala Distanpan Abdya Harap Petani tidak Menjual Seluruh Hasil Panen

“Semoga ke depannya, irigasi seluruh Abdya juga bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga hasil panen petani meningkat,” harapnya.

Di tengah tingginya harga gabah ini, katanya, khusus petani di Blang Cot Setui Gampong Kedai Siblah, Kecamatan Blangpidie tidak menjual semua hasil panen, karena disisakan untuk kebutuhan pangan keluarga.

"Kita petani di Cot Setui tetap meninggalkan gabah di rumah,” ungkapnya. 

“Rata-rata yang dijual itu hanya 70 persen, 30 persennya untuk kebutuhan pangan keluarga,” terang dia. 

Baca juga: Harga Gabah di Pidie Tembus Rp 9.000 Per Kg, Sebagian Usaha Kilang Padi Terpaksa Gulung Tikar

“Sebab, setelah panen besar nanti, kita langsung kembali turun ke salah," pungkas Dun Kande.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved