Jurnalisme Warga

Mengatasi Luka Pengasuhan: Menemukan Kesembuhan Melalui Kekuatan Pemaafan

ada kekuatan yang luar biasa dalam pemaafan yang dapat membantu kita mengatasi luka pengasuhan dan menemukan kesembuhan yang sejati.

Editor: mufti
IST
JARNIDA NABABAN, S.Psi., alumnus Dayah Pesantren Baitul Arqam, melaporkan dari Reusip, Takengon, Aceh Tengah 

JARNIDA NABABAN, S.Psi., alumnus Dayah Pesantren Baitul Arqam, melaporkan dari Reusip, Takengon, Aceh Tengah

Keluarga dan pengasuhan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dalam perjalanan hidup, kita mungkin mengalami luka pengasuhan yang berasal dari pengalaman traumatis atau buruk dalam hubungan dengan orang tua, pengasuh, atau figur otoritas lainnya. Luka pengasuhan ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional, mental, dan fisik kita.

Namun, ada kekuatan yang luar biasa dalam pemaafan yang dapat membantu kita mengatasi luka pengasuhan dan menemukan kesembuhan yang sejati.

Luka pengasuhan juga dikenal sebagai trauma pengasuhan, merujuk pada cedera atau trauma emosional yang terjadi pada masa kecil yang disebabkan oleh pengalaman buruk dalam konteks keluarga atau lingkungan yang seharusnya aman dan mendukung. Luka pengasuhan dapat timbul akibat berbagai bentuk penelantaran, pelecehan fisik, pelecehan seksual, kekerasan verbal, pengabaian emosional, atau kekerasan domestik dalam keluarga.

Pengalaman-pengalaman ini dapat menyebabkan efek jangka panjang yang merugikan pada kesehatan mental, emosi, dan perkembangan individu, memengaruhi pola pikir, perilaku, dan hubungan mereka di masa dewasa.

Luka pengasuhan sering kali mengakibatkan perasaan-perasaan seperti rasa tak aman, rendah diri, kecemasan, depresi, kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, dan kesulitan dalam mengatur emosi. Efek luka pengasuhan ini dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan individu, termasuk hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Proses penyembuhan luka pengasuhan membutuhkan upaya yang berkelanjutan dalam memulihkan diri, memahami akar permasalahan, dan membangun ikatan yang sehat dengan orang-orang di sekitar individu tersebut.

Pertama-tama, individu perlu mengakui adanya luka pengasuhan dan dampaknya dalam kehidupan mereka. Mengenali dan menerima bahwa luka tersebut ada adalah langkah awal yang penting dalam proses penyembuhan. Hal ini memungkinkan individu untuk lebih memahami bagaimana luka pengasuhan memengaruhi pola pikir, emosi, dan perilaku mereka saat ini.

Selanjutnya, individu perlu melibatkan diri dalam upaya pemulihan yang komprehensif. Ini dapat mencakup terapi psikologis atau konseling, di mana individu dapat berbicara tentang pengalaman luka pengasuhan mereka dengan ahli terapis yang berpengalaman. Terapi ini dapat membantu individu dalam mengidentifikasi pola pikir atau kepercayaan negatif yang berkaitan dengan luka pengasuhan, serta memberikan keterampilan dan strategi untuk mengelola emosi dan mengubah pola pikir yang tidak sehat.

Selain itu, penting bagi individu yang mengalami luka pengasuhan untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar mereka. Ini melibatkan memilih pasangan, teman, dan lingkungan sosial yang mendukung dan memahami perjalanan penyembuhan individu tersebut. Mendapatkan dukungan sosial yang positif dapat membantu individu merasa didukung, diterima, dan tidak sendirian dalam proses penyembuhan mereka.

Selama proses penyembuhan, individu juga perlu memberikan waktu dan perhatian pada perawatan diri (self-care). Merawat kesehatan fisik dan mental, mengembangkan kebiasaan hidup sehat, seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan pola makan yang seimbang, dapat membantu individu merasa lebih baik secara keseluruhan. Aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi juga dapat membantu individu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Terakhir, individu perlu mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang luka pengasuhan mereka dan bagaimana hal itu telah membentuk mereka sebagai individu. Proses ini melibatkan refleksi diri, introspeksi, dan menerima bahwa luka pengasuhan tidak mendefinisikan sepenuhnya identitas seseorang. Dalam konteks psikologi Islam, ini juga dapat melibatkan memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah bagian dari takdir dan ujian yang diberikan oleh Allah Swt., dan bahwa individu memiliki kekuatan dalam menjalani perjalanan penyembuhan ini dengan keberanian dan ketabahan.

Secara keseluruhan, mengatasi luka pengasuhan melibatkan upaya yang berkelanjutan dan komprehensif dalam memulihkan diri, memahami akar permasalahan, dan membangun ikatan yang sehat dengan orang-orang di sekitar individu tersebut.

Dalam konteks psikologi Islam, penting untuk menggabungkan nilai-nilai pemaafan, ketabahan, dan keyakinan dalam proses penyembuhan tersebut. Dengan dukungan yang tepat dan komitmen yang kuat, individu dapat menemukan kesembuhan dan membentuk kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

Pemaafan adalah proses penting dalam kehidupan manusia yang melibatkan kemampuan untuk melepaskan emosi negatif dan menggantinya dengan sikap pengampunan terhadap orang lain yang telah menyakiti kita. Dalam konteks psikologi, pemaafan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan emosional dan mental seseorang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved